Suar.ID - Beberapa minggu sebelum pemboman terkoordinasi yang mengguncang gereja dan hotel mewah serta menewaskan hampir 300 orang pada Minggu Paskah - pihak berwenang di Sri Lanka ternyata telah menerima peringatan bahwa ada kelompokIslam radikal domestik yang berpotensi akan menyerang negara itu pada hari Paskah.
Meskipun ada banyak peringatan dari badan-badan intelijen internasional, pejabat keamanan Sri Lanka dilaporkan gagal mengindahkan peringatan tersebut dan tampaknya tidak mengambil tindakan apa pun untuk melindungi dari serangan yang potensial.
Pihak berwenang pertama kali diperingatkan akan ancaman pada tanggal 4 April 2019.
Lebih dari dua minggu kemudian, ledakan yang hampir bersamaan meledak di tiga gereja dan tiga hotel mewah sekitar Kolombo, ibu kota.
Baca Juga : Video Detik-detik Bom yang Meledak di Gereja Sri Lanka, Total Ada 8 Ledakan!
Dua ledakan lagi terjadi beberapa jam kemudian di luar Kolombo - satu di sebuah wisma dan yang lainnya di dekat jalan layang.
Setidaknya 290 orang - termasuk 39 orang asing - tewas dan lebih dari 500 orang terluka.
Pemerintah pada hari Senin mengatakan serangan itu kemungkinan dilakukan oleh kelompok militan lokal National Thowfeek Jamaath, organisasi Islam radikal yang kurang dikenal.
Para ahli mengatakan kepada New York Times bahwa kelompok itu mempromosikan ideologi teroris Islam.
Baca Juga : Peta Serangan Bom di Gereja dan Hotel Sri Lanka: Korban Terus Bertambah, Total 290 Orang Tewas