Follow Us

Indonesia Punya MRT: Malaysia Kini Gandeng Asing untuk Proyek Kereta Cepat 'ECRL'

Adrie P. Saputra - Senin, 15 April 2019 | 13:57
Pemerintah Malaysia, Jumat (12/4/2019), akhirnya menyetujui proyek pembangunan jaringan kereta api pantai timur (ECRL) yang dibiayai China.
asia.nikkei.com

Pemerintah Malaysia, Jumat (12/4/2019), akhirnya menyetujui proyek pembangunan jaringan kereta api pantai timur (ECRL) yang dibiayai China.

Sebelumnya, pada awal Februari, Mahathir sempat menyampaikan rencananya untuk membatalkan proyek kereta cepat yang menggunakan dana pinjaman dari China

"Proyek tersebut akan membuat kami jatuh miskin, jadi kami mengharapkan pengertian dari pihak-pihak terkait bahwa keputusan tersebut bukan karena kami ingin membuat Anda marah."

"Namun karena kami benar-benar ketat soal keuangan," ujar sang perdana menteri seperti dilansir dari kompas.com.

Itu pernyataan beberapa bulan lalu.

Faktanya saat ini, kebijakan pemerintah Malaysia justru bertolak belakang dengan pernyataan tersebut.

Pemerintah Malaysia, Jumat (12/4/2019), akhirnya menyetujui proyek pembangunan jaringan kereta api pantai timur (ECRL) yang dibiayai China.

Menurut The Star, Malaysia Rail Link Sdn Bhd dan China Communications Construction telah menandatangani "perjanjian tambahan", yang akan mengarah pada kelanjutan proyek ECRL.

Kantor Perdana Menteri (PMO) mengungkapkan dalam sebuah pernyataan bahwa perjanjian ini datang setelah berbulan-bulan diskusi antara perusahaan yang terlibat serta pemerintah Malaysia dan China.

Baca Juga : Tak Hanya Kereta Api, Kini Pesawat Juga Ada Kursi Berdirinya Loh

Gambar kiri hanya untuk ilustrasi, kanan proyek ECRL di Malaysia sedang berjalan.
FMT | The Star

Gambar kiri hanya untuk ilustrasi, kanan proyek ECRL di Malaysia sedang berjalan.

Dalam sebuah pernyataan, PMO mengatakan, "Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa biaya konstruksi Tahap 1 dan 2 ECRL kini telah dikurangi menjadi 44 miliar ringgit (Rp 151 triliun)."

"Ini adalah pengurangan 21,5 miliar ringgit (Rp 71 triliun) dari biaya semula 65,5 miliar ringgit (Rp 225 triliun)."

Source : Kompas.com, worldofbuzz.com

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya

Latest