Lelaki tua itu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.
Pohon yang ia tanam adalah pohon beringin, ini karena beringin memeiliki kelebihan sebagai tanaman pencegah erosi.
Ia memebeli bibit, memberi pupuk, menyulami semua dari kantongnya sendiri. Bahkan ia mengorbankan hanya memakai baju bekas di keseharian daripada membelinya.
Baca Juga : Hendak Berfoto di Tempat Wisata Paling Populer, Seorang Turis Terjatuh dari Ketinggian 1000 Kaki
Baca Juga : Idap Mutasi Genetik Langka Membuat Wanita Ini Tak Pernah Merasakan Rasa Sakit
Mbah Sadiman usaha penyemaian bibit jati dan cengkeh di pekarangan rumahnya, ia melakukan itu karena akan menukarkan 2 bibit cengkeh dengan 1 bibit beringin kepada warga untuk ditanam.
"Orang-orang menyebut saya edan, gendeng, karena menukar bibit cengkeh dengan bibit beringin yang tidak menghasilkan keuntungan berupa materi" ujarnya dalam bahasa jawa di postingan tersebut.
Tapi memang bukan itu yang Mbah Sadiman cari, ia menanam beringin karena dapat menyediakan sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga desa.
Kini, warga desa merasakan hasil perjuangan Mbah Sadiman, petani tidak kesulitan air, Dusun Dali juga tidak mengalami kesulitan air lagi di saat daerah lain mengalami kekeringan saat musim kemarau.
"Seorang Mbah Sadiman bagi kami adalah pahlawan, orang yang sangat kita butuhkan, karena sudah tua di berani terjun ke hutan untuk melakukan reboisasi" kata seorang warga.
Sadiman masih berencana menaman 20 ribu lebih pohon lagi untuk juga dapat membantu desa lain.
"Pokoknya sampai kemampuan saya, kalau saya masih mampu tanam, ya tanam" itulah keinginan sederhana Mbah Sadiman namun aka sangat berarti besar bagi warga sekitar.