Suar.ID – Bagi kita yang tidak merasakan langsung kehilangan orang terkasih akibat tembakan teroris di Christchurch, Selandia Baru (15/3/2019) rasanya sulit memaafkan pelaku.
Tapi seorang suami bernama Farid Ahmad dengan legawa memaafkan teroris yang telah membunuh istrinya, Husna Ahmad.
Mengutip straitstimes.com (17/3/2019), Ahmad mengaku tidak memiliki kebencian terhadap pria bersenjata itu dan bersikeras memaafkan adalah jalan terbaik untuk menatap masa depan.
"Saya akan mengatakan kepadanya, 'Saya mencintainya sebagai manusia'," kata Farid Ahmad kepada AFP.
Baca Juga : Banjir Berkah Usai 'Timpuk' Kepala Senator Rasis Australia Pakai Telur, 4 Hadiah Ini Menanti Will Connolly
Baca Juga : Hati-hati, Makan Makanan Pedas Sebelum Tidur Bisa Menyebabkan Mimpi Buruk
Husna menjadi salah satu dari 50 korban tewas dalam serangan berdarah itu.
Saat penembakan terjadi, Husna membantu beberapa orang melarikan diri dari ruangan wanita dan anak-anak.
"Dia berteriak 'datang ke sini, cepat', dan dia membawa banyak anak-anak dan wanita ke taman yang aman," kata Ahmad.
"Kemudian dia kembali untuk memeriksaku, karena aku berada di kursi roda, dan ketika dia mendekati gerbang, dia tertembak. Dia sibuk menyelamatkan nyawa, melupakan dirinya sendiri," tambah Ahmad.
Pria 59 tahun itu memang telah bergantung pada kursi roda selama bertahun-tahun sejak ditabrak pengemudi mabuk tahun 1998 lalu.
Ia lolos dari berondongan peluru lantaran teroris fokus pada target lain.
"Pelaku ini menembak satu orang dua hingga tiga kali, mungkin itu yang memberi kita waktu untuk lari... Bahkan dia juga masih menembaki orang yang telah mati," ujar Ahmad.
Ahmad tidak melihat istrinya ketika meninggalkan masjid dan baru mengetahui istrinya tewas setelah seseorang mengambil gambar jenazahnya.
"Fotonya ada di media sosial, seseorang menunjukkan padaku fotonya dan aku dengan mudah mengidentifikasi," tambah Ahmad.
Baca Juga : Kenangan Ustaz Abdul Somad tentang Sosok Ibunda, Kagum Melihat Jamaah Anaknya Begitu Ramai
Baca Juga : Beredar Videonya Sedang di Tempat Hiburan Malam, Salmafina Tegaskan Dirinya Tidak Mabuk saat Itu
Ahmad berujar, jika ia bisa duduk bersama pembunuh massal itu, ia akan mendorongnya untuk memikirkan kembali pandangannya tentang kehidupan.
"Saya akan mengatakan kepadanya bahwa di dalam dirinya dia memiliki potensi besar untuk menjadi orang yang murah hati, menjadi orang yang baik, menjadi orang yang akan menyelamatkan orang lain, menyelamatkan manusia daripada menghancurkan mereka," katanya.
"Aku ingin dia mencari sikap positif dalam dirinya, dan aku berharap juga berdoa suatu hari dia akan menjadi warga yang hebat. Aku tidak punya dendam," pungkas Ahmad.
Baca Juga : Menurut Pakar Mikroekspresi, Ini yang Membuat Reino Barack dan Syahrini Bisa Bersatu
Baca Juga : Kenangan Ustaz Abdul Somad tentang Sosok Ibunda, Kagum Melihat Jamaah Anaknya Begitu Ramai