Tanahnya sendiri kemudian memengaruhi alam liar, mulai dari tanaman, jamur, dan hewan-hewan.
Para peneliti telah mengumpulkan data populasi alam liar ini sejak awal kejadian hingga saat ini.
Meski begitu, mereka masih belum mengetahui seberapa tinggi toleransi organisme tersebut terhadap radiasi.
Baca Juga : Meletus Lagi, Gunung Agung di Bali Semburkan Asap hingga 1.000 Meter
Menurut keterangan ilmuwan, terjadi penurunan keragaman burung, tiga tahun pascabencana nuklirFukushima. Mereka pun menjadi lebih sensitif dibanding yang lainnya.
Hal yang sama terjadi pada populasi serangga. Jumlah mereka menurun dan beberapa mengalami mutasi berbahaya.
Namun, hasil pengamatan ini masih jauh dari kata selesai karena peneliti masih mencari tahu kebenaran dan perkembangannya.
Tim ilmuwan telah melakukan dekontaminasi di perairan terdekat, tapi mereka gagal menghilangkan isotop radioaktif yang paling berbahaya.
Hasil studi menunjukkan bahwa pasir di sepanjang garis pantai juga terkontaminasi.
Meski begitu, proses dekontaminasi fasilitas, perairan, dan area sekitar akan terus dilaksanakan. Upaya ini cukup menantang sehingga harus dilakukan dengan benar.
Baca Juga : Gisella Anastasia Minder Karena Berstatus Janda Saat Bertemu Ibunda Wijin, Ternyata Begini Responnya
Tim berencana menghapus kontaminasi tanah yang melepaskan lebih dari 1 milisievert radiasi per tahun. Padahal, angka tersebut merupakan batas dosis tahunan.