Follow Us

Penembakan di Masjid Saat Salat Jumat di Christchurch Jadi Penembakan Massal Pertama di Selandia Baru Sejak 1990

Nieko Octavi Septiana - Jumat, 15 Maret 2019 | 16:25
Korban penembakan di masjid, Christchurch, Selandia Baru.
Twitter/BBC

Korban penembakan di masjid, Christchurch, Selandia Baru.

Suar.ID - Sebuah peristiwa mengerikan pada Jumat (15/3) siang menggemparkan dunia.

Sekelompok orang memberondong masjid tepat di waktu sholat Jumat di Christchurch, Selandia Baru.

Pelaku penembakan itu juga merekam aksinya mulai dari keluar dari mobil, mengambil senjata di bagasi, hingga aksinya menembaki orang-orang yang ada dalam masjid.

Pelaku juga menjadikan aksinya sebagai siaran langsung di Facebook.

Kejadian ini disebut sebagai 'hari paling gelap di Selandia Baru (New Zealand's darkest day)'.

Saksi mata mengatakan tiba-tiba pria dengan baju militer atau baju kamuflase masuk ke dalam masjid dan memberondong seisi ruangan dengan tembakan.

Baca Juga : Kesaksian Pria Berkursi Roda dalam Penembakan Masjid Selandia Baru: Saya Dengar Teriakan dan Tangisan

Penembakan ini terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Penembakan di Masjid Linwood terjadi sekitar pukul 1.45 siang waktu setempat, sementara waktu penembakan di Masjid Al Noor tidak disebutkan.

Hingga kini dari peristiwa itu dikabarkan sekitar 40 orang menjadi korban jiwa.

Penembakan di masjid pada Jumat (15/3/2019) ini menjadi peristiwa penembakan massal pertama sejak 1990.

Belum ada penembakan massal di Selandia Baru sejak 1990, sejak seorang pria menewaskan 13 orang. Korban saat itu termasuk dua anak berusia enam tahun.

Baca Juga : Begini Kesaksian WNI saat Terjadi Teror Penembakan di Masjid Selandia Baru

Peristiwa itu terjadi setelah perselisihan dengan tetangganya di Aramoana, dilaporkan New York Times via The Straits Times.

Penembakan itu menyebabkan undang-undang senjata diperketat, termasuk pembatasan pada "senjata semi-otomatis gaya militer".

Pemilik senjata harus dilisensikan, diadakan peninjauan aktivitas kriminal dan kesehatan mental.

Pemilik senjata juga harus hadir dalam program keselamatan, penjelasan tentang bagaimana penggunaan pistol, kunjungan tempat tinggal untuk memastikan penyimpanan yang aman, serta diadakan survei melalui kerabat atau teman dari pemilik senjata.

Baca Juga : 'Insyaallah Kalian Berada di Surga', Bintang Rugby Sonny Bill Ungkap Belasungkawa pada Korban Penambakan di Masjid Selandia Baru

Kasus pembunuhan jarang terjadi di Selandia Baru, dan kematian akibat senjata bahkan lebih jarang. Ada 35 kasus pembunuhan di seluruh negeri pada tahun 2017.

Sejak 2007, pembunuhan dengan senjata berada pada angka satu digit setiap tahun kecuali 2009 yang mencapai 11.

Meski begitu ada banyak senjata yang terdaftar di Selandia Baru. Menurut survei, ada 1,2 juta senjata api terdaftar di negara berpenduduk 4,6 juta orang pada tahun 2017.

Source : The Strait Times

Editor : Nieko Octavi Septiana

Baca Lainnya

Latest