Baca Juga : Begini Kesaksian WNI saat Terjadi Teror Penembakan di Masjid Selandia Baru
Peristiwa itu terjadi setelah perselisihan dengan tetangganya di Aramoana,dilaporkan New York Times via The Straits Times.
Penembakan itu menyebabkan undang-undang senjata diperketat, termasuk pembatasan pada "senjata semi-otomatis gaya militer".
Pemilik senjata harus dilisensikan, diadakan peninjauan aktivitas kriminal dan kesehatan mental.
Pemilik senjata juga harus hadir dalam program keselamatan, penjelasan tentang bagaimana penggunaan pistol, kunjungan tempat tinggal untuk memastikan penyimpanan yang aman,serta diadakan survei melaluikerabat atau teman dari pemilik senjata.
Kasus pembunuhan jarang terjadi di Selandia Baru, dan kematian akibat senjata bahkan lebih jarang.Ada 35 kasus pembunuhan di seluruh negeri pada tahun 2017.
Sejak 2007, pembunuhan dengan senjataberada pada angka satu digit setiap tahun kecuali 2009yang mencapai 11.
Meski begitu ada banyak senjata yang terdaftar di Selandia Baru. Menurut survei, ada 1,2 juta senjata api terdaftar di negara berpenduduk 4,6 juta orang pada tahun 2017.