Kegiatan sosial Herlina kepada masyarakat di Soasio ternyata mendapat sambutan bagus dari pemerintah setempat dan mendapat fasilitas untuk pengembangan.
Kegiatan pun berkembang ke bidang penerbitan surat kabar berupa Mingguan Karya yang terbit di Soasio.
Meskipun masih dalam bentuk yang sederhana Mingguan Karya menjadi sarana yang sangat efektif untuk memberitakan peristiwa-peristiwa penting di seputar Soasio.
Berita tentang upaya Pemerintah RI untuk membebaskan Irian Barat baik secara militer maupun diplomatik, juga ditulis Herlina dalam Mingguan Karya.
Berita itu bahkan menjadi topik yang paling digemari oleh warga Soasio yang sebelumnya kurang antusias terhadap Operasi Trikora.
Padahal mereka tinggal di wilayah garis depan.
Berkat informasi itu warga Soasio menjadi bangkit dan bersemangat dalam perjuangan membebaskan Irian Barat.
Herlina yang memiliki semangat menyala-nyala untuk terjun langsung ke Irian Barat kemudian berlayar ke Makassar (Ujung Pandang) untuk menghadap langsung Panglima Komando Mandala, Mayjen Soeharto.
Pada 21 Juni 1962, ia tiba di Markas Komando Mandala diterima oleh Kepala Penerangan Mandala, Mayor Sayuti.
Sebagai aktivis perempuan yang sudah cukup dikenal, Mayor Sayuti sangat tertarik dan antusias terhadap semangat Herlina untuk terjun langsung ke dalam Operasi Trikora.
Namun dengan pertimbangan bahwa seorang wanita akan lebih mengalami tantangan di medan tempur yang masih liar. Mayor Sayuti tidak berani memberikan izin kepada Herlina.
Karena Herlina keras hati untuk terjun langsung dalam Operasi Pembebasan Irian Barat, Mayor Sayuti kemudian mempertemukannya dengan Kepala Staf Mandala, Kolonel Ahmad Tahir.