Suar.ID - "Orang miskin dilarang sakit". Ungkapan itu sering sekali beredar di kalangan masyarakat Indonesia.
Banyak yang mengatakan hal itu lantaran biaya berobat di dokter dan biaya rumah sakit cenderung mahal dan memberatkan bagi warga kurang mampu.
Namun, itu semua dibantah dan dipatahkan oleh dokter Lo, seorang dokter dermawan yang ada di kota Solo, Jawa Tengah.
Dr Lo bukan sosok asing bagi warga asli kota Solo. Dokter yang satu ini dikenal sangat baik, dermawan dan berdedikasi tinggi untuk kesehatan semua lapisan masyarakat.
Baca Juga : 3 Alasan Mengapa Pria Sering Meninggalkan Wanita Saat Sang Wanita Mulai Jatuh Cinta
Nama lengkapnya adalah Lo Siaw Ging dan merupakan seorang dokter lulusan Universitas Airlangga, Surabaya.
Lo lahir pada 16 Agustus 1934 di Magelang, Jawa Tengah dan menetap di Solo semenjak ia bekerja di klinik kesehatan milik Dr Oen, mentornya.
Satu yang menarik dari kehidupa Lo adalah dedikasinya yang sangat tinggi sebagai dokter dan tidak mau dibayar oleh pasiennya yang memang orang tak mampu.
Lo tidak pernah mematok tarif dan memberi pemeriksaan secara gratis bagi masyarakat kurang mampu yang datang ke rumah prakteknya.
Baca Juga : Membatik Tak Hanya di Atas Kain, Kini Telur Juga Bisa Digambar Motif Batik
Ia tinggal di sebuah daerah kecil di sebelah timur kota Solo. Rumahnya terletak di Jl.Jagalan dan di sana Lo membuka praktek.
Setiap kali ada yang membutuhkan jasa dan bantuannya, Lo tidak akan mau menerima bayaran.
Menurut kesaksian para pasien, dokter Lo justru marah jika ada pasien yang menanyakan tarif periksanya padahal Lo tahu pasien itu kurang mampu.
"Apa kamu sudah kaya? Sudah bisa beli beras? Kok mau bayar?" tanya Lo pada pasiennya seperti dikutip dari TribunSolo.
Bukan perkara sombong, Lo memang terkesan tegas dan galak karena tidak ingin menambah beban pasiennya.
Bahkan, ada pasien yang tak mampu menebus resep dan Lo membubuhkan catatan di resep itu agar si pasien bisa mengambil obat dengan gratis.
Baca Juga : Sempat Ramai Dicurigai Sebagai Alat Komunikasi Jarak Jauh, Pulpen Jokowi Ternyata Harganya Cuma Rp29 Ribu!
Setiap bulannya, Lo akan mendapat tagihan dari apotek langganannya.
Jumlahnya bervariasi, kadang hanya ratusan ribu, tapi bisa juga mencapai jutaan rupiah.
Namun, Lo selalu ikhlas dan tetap melakukannya setiap hari kecuali hari Minggu saat kliniknya tutup.
Lo juga mengatakan kalau ia sering mendapat bantuan dari donatur yang tak pernah mau disebutkan namanya.
Sifat dermawan Lo ini ternyata terinspirasi dari mentornya, Dr.Oen yang mendirikan rumah sakit Panti Kosala (sekarang RS Dr.Oen) Solo.
Dr.Oen dulu semasa hidupnya juga mengabdikan diri bagi masyarakat Solo dan tidak pernah mau menerima bayaran dari orang yang tidak mampu.
Selain itu, Lo juga selalu ingat akan petuah sang ayah bahwa menjadi dokter itu tidak bertujuan untuk memperkaya diri.
”Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif,” kata Lo dikutip dari Kompas.com (16/7/2009).
Kardiman (45), penjual bakso di samping rumah dokter Lo, mengatakan, para tetangga dan mereka yang tinggal di sekitar rumah dokter itu juga tak pernah diminta bayaran.
”Kami hanya bisa bilang terima kasih dokter, lalu ke luar dari ruang periksa,” katanya.
Bahkan, pasien tak mampu yang menderita sakit parah pun tanpa ragu dikirim Lo ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Dengan mengantongi surat dari dokter Lo, pasien biasanya diterima pihak rumah sakit, yang lalu membebankan biaya perawatan kepada Lo.
Selain membuka praktik di rumah, dokter Lo memang bekerja di RS Kasih Ibu di Jl.Slamet Riyadi, Solo. Lo juga pernah menjabat sebagai direktur RS Kasih Ibu.
Hingga di usianya yang kini menginjak 85 tahun, nama Lo selalu terkenang di benak masyarakat Solo dan sekitarnya.
Tak terhitung lagi berapa banyak jiwa yang telah dibantu Lo untuk bisa sembuh dari sakitnya. Walau begitu, Lo pernah mengatakan kalau ia tak suka namanya dibesar-besarkan.
"Sudah, jangan diberita-beritakan. Saya ini kan bukan siapa-siapa," pungkasnya.
Baca Juga : Jusuf Kalla Ungkap Hal yang Membuat Perbedaan Mencolok Saat Jadi Wakil Presiden Era SBY dan Jokowi