Seluruh senjata pusaka keraton yang disita yaitu Kiai Paningset, Kiai Sangkelat, Kiai Urub, Kiai Jinggo, Kiai Gupito, Kiai Joko Piturun, dan Kiai Mesem.
Namun, tatkala penobatan Hemangkubuwana III senjata pusaka itu dikembalikan lagi ke keraton, kecuali pedang dan belati.
Dua pusaka itu dikirimkan Raffles kepada Lord Minto di India sebagai tanda penaklukkan Keraton Yogyakarta kepada Kerajaan Inggris.
Bahkan, kancing-kancing emas yang melekat di busana kebesaran Sultan dijarah oleh para serdadu sepoy India.
Baca Juga : Wanita yang Masih Sehat Walafiat Ini Membeli Peti Mati untuk Dirinya Sendiri, Ada Kisah Sedih di Baliknya
Berbagai senjata, gamelan, wayang, ratusan kitab sejarah Jawa, dan naskah-naskah daftar tanah kerajaan turut dijarah.
Bahkan, Babad Bedhah ing Ngayogyakarta juga berkisah bahwa selama empat hari lebih harta rampasan perang diangkut dengan pedati ke Wisma Residen.
Kuli pengangkutnya berasal dari pengawal dan kerabat dekat Sultan sendiri.
Sementara, sebagai seorang Letnan Gubernur Jenderal, Thomas Stamford Raffles pun tak ketinggalan.
Dia turut menjarah dan mengangkut harta keraton yang nilainya sekitar 200 ribu hingga 1.200.000 dolar Spanyol.
Kolonel Rollo Gillespie, seorang Panglima Tentara Inggris di Jawa, menjarah 800 ribu dolar Spanyol.
Sebesar 74 ribu dolar Spanyol (sekitar 27 miliar rupiah untuk kurs kini) untuk dirinya sendiri, sisanya dibagi-bagikan ke perwira lain di bawahnya.