Shamima mengungkapkan, dia sudah melahirkan dua anak. Namun, mereka meninggal ketika usia mereka baru menginjak delapan dan 21 bulan.
Kehilangan dua anak membuatnya sangat terguncang. "Saya sangat terkejut dan pada akhirnya saya tidak bisa menerimanya," ujarnya.
Dia juga kehilangan sahabatnya Kadiza yang diyakini terbunuh di Raqqa dalam serangan udara Rusia pada Mei 2016 meski hingga saat ini laporan tersebut belum terkonfirmasi.
Terkait dengan ISIS, Shamima menegaskan dia tidak menyesal meninggalkan Inggris dan bergabung dengan kelompok itu pada 2015.
Baca Juga : Rakyat Venezuela Alami Krisis Ekonomi, Bayar Biaya Pemakaman Keluarga Juga Sudah Tak Mampu Lagi
"Namun, saya tidak berharap tinggi. Jumlah mereka saat ini semakin mengecil. Selain itu, korupsi dan penindasan membuat mereka tak layak menang," lanjutnya. (Ardi Priyatno Utomo/kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inggris Tak Bakal Ambil Risiko Pulangkan Shamima yang Gabung dengan ISIS"