Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sosok Dokter Terawan yang Diutus Presiden Jokowi untuk Pantau Kondisi Ani Yudhoyono

Suar.id - Kamis, 14 Februari 2019 | 16:21
5 Fakta Dokter Terawan, dokter kepresidenan yang dikirim Presiden Jokowi untuk ibu Ani Yudhoyonp.
Kolase Instagram @susilobambangyudhoyonofans dan Warta Kota/Cek dan Ricek

5 Fakta Dokter Terawan, dokter kepresidenan yang dikirim Presiden Jokowi untuk ibu Ani Yudhoyonp.

“Ini artinya oksigen tidak sampai di sini. Sebabnya, pembuluh darah tidak lagi fleksibel sehingga menghambat aliran darah.”

Saya mencoba mencocokkan penjelasan itu dengan surat resume yang ditandatangani dr. Subagia Santosa Sp.Rad., yang sebagian berisi kata-kata ajaib bagi saya: “Jaringan supra tentorial: Tampak lesi hipertensi pada T2 TIRM kecil-kecil pada white matter lobus frontal dan parietalis kanan.”

Kondisi otak tidak terlalu parah, sebetulnya, tapi karena tujuan besar saya adalah pencegahan serangan stroke, maka saya mengikuti prosedur selanjutnya. “Karena problemnya bersifat mekanis, penanganannya juga harus secara mekanis, melalui DSA,” kata dr. Tugas.

DSA adalah Digital Subtraction Angiografi, kateterisasi pada pembuluh darah otak.

Maka, saya pun dibuatkan jadwal. Beruntung, saya tak harus menunggu lama, yakni dua hari kemudian di minggu kedua November lalu. Meski DSA akan dilakukan pagi hari, karena bisa memastikan datang pagi-pagi, maka saya tidak perlu rawat inap. Saya pun tidak perlu puasa.

Diiringi lagu “Ave Maria”

Pukul 07.00 pagi, ketika para dokter dan staf RSPAD apel, saya melapor kepada resepsionis Paviliun Kartika. Saya diantar ke kamar, dan perawat meminta saya ganti baju dengan piyama rumah sakit.

Hasil laboratorium, foto thorax, dan EKG saya berada di dalam sebuah map. Seorang dokter ahli jantung memeriksa tekanan darah. Setelah itu, seorang perawat meminta izin untuk mengoleskan jel ke pangkal paha kanan saya, katanya itu obat patirasa agar tidak sakit ketika bagian itu nanti dilubangi untuk jalan pipa kateter.

Agak lama menunggu sambil harap-harap cemas. Saya sengaja tak cerita ke orang lain karena takut mereka salah persepsi, makanya telepon hanya menjangkau sedikit orang. Sekretaris di kantor tahu saya cuti.

Menjelang pukul 10.00 dua orang perawat dan suster kepala menjemput saya. Mereka mendorong tempat tidur saya menyusuri lorong, masuk ke lift untuk turun ke lantai 2 menuju ruang tindakan.

Saya merasa canggung karena saya bukan orang sakit apalagi pesakitan. Tapi karena ini pengalaman pertama, saya menikmatinya.

Sampai di ruang tunggu, kereta ranjang berhenti. Rupanya di ruang sebelah yang dibatasi kaca tembus pandang dr. Terawan sedang “menggarap” pasien. Saya turun dan ikut melihat dari kaca.

Source : intisari

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x