BMKG secara simbolis juga melakukan serah terima rencana penempatan 50 unit EEWS (Earthquake Early Warning System) yang akan ditempatkan di Kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumbar.
“EEWS akan memberikan peringatan dini bahaya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa. Sistem ini dapat bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital seperti pembangkit listrik, dan mesin-mesin pabrik. EEWS secara otomatis akan mematikan sistem kelistrikan/sistem mekanik ketika ada peringatan gempa”, ujar Dwikorita.
Langkah nyata lain yang dilakukan BMKG adalah dengan memasang program Warning Receiver System (WRS) sebanyak 15 unit di BPBD Kab/Kota di Sumbar dan di TNI AL Lantamal Padang.
Baca Juga : Kebiasaannya Begadang Sambil Main HP Bikin Remaja Ini Tak Sadar Idap Penyakit Mengerikan
“Langkah mitigasi sudah disiapkan oleh BMKG, baik itu dari segi observasi, processing, diseminasi dan koordinasi dengan pihak terkait. Untuk diseminasi (penyebaran) informasi, BMKG telah menyiapkan 15 Warning Receiver System (WRS) di BPBD Kab/Kota di Sumbar, serta di TNI AL Lantamal Padang”, ungkapnya.
Selain itu perlu juga membangun edukasi dan mitigasi bencana dengan penedakatan sosio kultural, seperti Landslide Early Warning System.
Landslide Early Warning System telah menjadi acuan internasional ISO 22732 Guidline for Community Based Landslide Early Warning System.
Perlu juga memperkuat sinergi dari pihak yang terkait seperti akademisi, pihak swasta, masyarakat, tokoh agama, pemerintah dan media massa.
Baca Juga : Seperti Ini Penampakan Pohon Beringin Terbesar di Dunia, Saking Besarnya hingga Membentuk Hutan Sendiri
Baca Juga : Seperti Ini Penampakan Pohon Beringin Terbesar di Dunia, Saking Besarnya hingga Membentuk Hutan Sendiri