Suar.ID –Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melakuka upaya untuk mengurangi risiko gempabumi dan tsunami di Indonesia.
Diantaranya dengan memberikan hasil analisis mereka tentang wilayah-wilayah di Indonesia yang berpotensi terjadi gempabumi dan tsunami.
Pada Rabu (6/2/2019) bertempat di Auditorium Kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) rapat koordinas mitigasi penanganan Bencana Gempa dan Tsunami telah dilakukan.
Dalam rapat tersebut, turut serta Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Ketua DPRD Sumbar, serta para kepala daerah se-Sumbar.
Baca Juga :Sebuah Keluarga Panik Ketika Menemukan Ular Raksasa Menelan Hewan di Belakang Rumahnya
Baca Juga : Ani Yudhoyono Didiagnosis Leukimia: Ini 5 Gejala Leukemia yang Sering Diabaikan!
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam rapat tersebut berdasarkan siaran pers BMKG yang diterima oleh Suar.ID menyampaikan ada 8 titik zona gempa (megathrust) yang perlu diwaspadai.
Dari dari 8 megathrust tersebut, salah satu yang paling berbahaya adalah megathrust Mentawai.
“Hasil riset tim Puslitbang BMKG menggunakan analisis distribusi spasial B-value. Ada 8 titik zona gempa (megathrust) yang perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Megathrust Mentawai adalah yang paling diwaspadai”, tutur Dwikorita.
Dwikorita juga menjelaskan telah menambah unit khusus untuk mengawasi Kepulauan Mentawai.
“Kami memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Sumbar tapi kami tambah dengan membangun mini UPT regional Padang Panjang untuk memfokuskan pengamatan khusus pada gempa yang dipicu sesar aktif yang ada di Sumbar”, paparnya.