Suar.ID – Di Indonesia, fenomena likuifaksi yaitu tanah yang menjadi lumpur dan bergerak usai gempa gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Palu, Sulawesi Tengah, menarik perhatian publik.
Pasalnya, fenomena itu membuat pohon rumah, hingga tiang listrik pun hanyut terbawa lumpur, setelah gempa disertai tsunami pada Jumat 28 September 2018 itu.
Tidak hanya itu, dikutip dari Tribunnews.com, menurut catatan BNPB, wilayah yang 'hilang' akibat terjadinya likuifaksi itu mencapai luas 180 hektare dari total keseluruhan seluas daerah Petobo kira-kira 1.040 hektare.
Tercatat juga, 2.050 unit bangunan di Petobo yang rusak karena likuifaksi.
Baca Juga : Seorang Tabib Tradisional Mengamuk Bak Orang Kesurupan, Serang Pasien dengan Parang Lalu Bunuh Diri
Fenomena menarik perhatian lain juga terjadi usai gempa di Selandia Baru pada tahun 2016 lalu.
Pada 14 November 2016 lalu, gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter mengguncang Selandia baru.
Gempa bumi itu juga disertai adanya tsunami setinggi 2,49 meter, dimana Perdana Menteri Selandia Baru, John Key melaporkan dua orang tewas akibat bencana itu.
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan luas di pulau selatan negara itu tepatnya di sekitar Kaikoura, sekitar 95 km dari Christchurch.
Baca Juga : Kronologi Pekerja Tewas Tergilas Mesin Pencacah Plastik, Rekannya Pingsan Lihat Kondisi Korban
Baca Juga : Mengaku Tak Dapat Dukungan Keluarga, Ibu Sambung Beberkan Sikap Vanessa Angel di Mata Keluarga