Artinya, pelaku memiliki rasa cinta atau ketertarikan secara emosi terhadap hewan tersebut.
Sementara satunya, beastiality, merupakan penyimpangan seksual dengan ciri pelaku mendapat kepuasan seksual hanya ketika berhubungan badan dengan binatang.
Baca Juga : Sama-sama Berpatokan pada Bulan, Kenapa Tahun Baru China dan Tahun Baru Islam Tidak Berbarengan?
Pelaku tidak melibatkan emosi atau rasa cinta, ia hanya menumpahkan hasrat seksualnya terhadap hewan.
Dikutip dari psychiatry.org, biasanya perilaku menyimpang seksual ini terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Terbentuknya penyimpangan seksual ini kemungkinan karena adanya trauma atau kekerasan yang dialami semasa kecil.
Selain itu, ada juga beberapa faktor lain yang dituding menjadi pemicu penyimpangan seksual.
Di antaranya faktor genetik, faktor lingkungan, serta masalah pengembangan diri.
Biasanya, pelaku penyimpangan seksual kepada hewan ini memiliki ciri berupa kesulitan membangun hubungan asmara dengan lawan jenis.
Alhasil, hasrat yang begitu besar tak bisa tersalurkan dan baru terpuaskan dengan cara menyetubuhi hewan.
Perlu Anda waspadai bahwa penyembuhan penyimpangan seksual ini tergolong sulit dan mahal.
Selain itu, dari sejarah penanganan gangguan dan penyimpangan seksual, terapi yang dilakukan dapat dikatakan tidak manusiawi.