Manusia pun mencari akal agar Tian tidak marah.
Caranya, hari itu sang Dewa disuguhi permen yang amat lengket dan manis, namanya guandongtang (baca: kuan tung tang).
Setelah makan permen itu, mulut sang Dewa yang terasa manis, diharapkan cuma melaporkan hal yang bagus-bagus.
Menurut versi lain, mulut sang Dewa terkancing akibat makan permen yang amat lengket.
Makanya, ia Cuma bisa senyam-senyum di depan Tian.
Berhubung upacara itu hanya berjarak seminggu dengan tahun baru, tanggal 23 disebut xiao nian atau "Tahun Baru Kecil".
Sebagian orang menyebut tanggal 23 yaoming de guandongtang atau "permen guandong peminta nyawa".
Usut punya usut, rupanya mereka percaya, sebelum memasuki Imlek semua utang sudah harus lunas.
Jelaslah, bagi yang berutang hari sengsara (karena harus membayar utang) pun semakin dekat.
Bagaimana dengan kegiatan bersih-bersih di tanggal 24?
Alkisah, seorang dewa bernama Dewa Tiga Mayat (San Shi Shen) ingin menjadi pahlawan bagi manusia dengan cara licik.
Ia menjelek-jelekkan manusia di hadapan Mahadewa Tertinggi (Yuhuan Dadi).