Follow Us

Ternyata Imlek di Beijing Tidak Wajib Pakai Angpau dan Kue Kerangjang

Moh. Habib Asyhad - Minggu, 03 Februari 2019 | 20:45
Selain lampion, Imlek juga identik dengan angpau dan kue kerangjang.
Lika Nur Fuaddah/Intisari-Online.com

Selain lampion, Imlek juga identik dengan angpau dan kue kerangjang.

Di Indonesia orang menamakan tahun baru itu dengan kata "Imlek" yang di negeri asalnya disebut chunjie (perayaan musim semi).

Kegiatan perayaan itu disebut guo nian (memasuki tahun baru), di Jakarta lebih dikenal dengan sebutan konyan.

Begitu memasuki bulan 12 atau layue persiapan menyambutnya mulai dilakukan.

Semua persiapan itu berpedoman pada sebuah peribahasa, bunyinya kira-kira begini:

"Nak, nak, kamu jangan rakus, setelah lewat bulan laba kita merayakan Tahun Baru; di bulan laba kamu makan bubur laba beberapa hari, li li la la tanggal 23, 23 ada gula-gula, 24 membersihkan rumah, 25 masak tahu, 26 merebus daging kambing, 27 potong ayam, 28 merawat muka dan potong rambut, 29 buat roti kukus, 30 malam begadang, hari pertama tahun baru berpesta ria."

Permen untuk Dewa Dapur

Bubur laba dibuat dari beras, kacang-kacangan, buah zao.

Buah lonjong berbiji ini lebih besar dari biji rambutan. Kulitnya merah tua dengan daging putihnya yang manis.

Dengan yang Iain-lain jumlah jenis isi-bubur ini mencapai ± 10 macam.

Tapi, itu bukan harga mati. Bagi keluarga kurang mampu, beras dan buah zao merah saja cukup.

Pada tanggal 23 ada upacara penting karena dipercaya Dewa Dapur akan naik ke surga.

Hari itu sang Dewa akan melaporkan semua kejadian selama satu tahun di setiap keluarga kepada Tian.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest