Pasalnya, selama mengandung Iqbal, bidan menyebut kandungannya baik-baik saja.
“Periksa di bidan katanya (kondisi bayi) bagus, terus waktu usia kandungan 5 bulan saya cek USG ke RS Sumber Bahagia Depok katanya bayinya bagus, cuma posisinya tengkurap,” kata Marliani.
Kemudian, saat usia kandungan menginjak 7 bulan, Marliani memutuskan membuat kartu BPJS Kesehatan untuk sang bayi.
Saat Iqbal lahir, ia diberitahu berat badan bayinya itu 3,8 kilogram.
Saat itu, Marliani belum melihat Iqbal.
“Tapi dokter waktu itu tanya ke saya, apa saya suka minum obat waktu hamil. Saya jawab, hanya vitamin-vitamin yang diberikan bidan,” ucapnya.
Betapa kagetnya Marliani ketika melihat bayinya terlahir tidak sempurna.
Setelah itu, tekanan darah Marliani meningkat hingga 170/100.
Mengetahui putra keduanya dilahirkan dengan kondisi tidak sempurna, pihak RS Sentra Medika merujuknya ke RS Cipto Mangunkusumo.
Hal itu dilakukan untuk tindakan operasi pembuatan anus.
“3 hari setelah Iqbal lahir langsung (dibawa) ke RSCM, di sana (Iqbal) dioperasi dibuatkan anus di bawah bokongnya, tetapi kemudian infeksi, Kemudian dibuatkan (anus) lagi di pinggang, diagnosisnya congenital absence, atresia and stricture of audit,” kata Marliani.
Rutinitasnya sehari-hari kini merawat Iqbal dan menunggu jadwal pemeriksaan anaknya di RSCM.