Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Tragis Utusan Belanda di Kerajaan Mataram, Dimasukkan ke Kandang Buaya

None - Selasa, 22 Januari 2019 | 06:00
Ilustrasi Sultan Agung

Ilustrasi Sultan Agung

Tiba-tiba Adipati Demak memberikan aba-aba menyerang dan menyerbulah pasukan-pasukan Mataram ke arah orang-orang Belanda.

Ke-25 orang serdadu Kompeni termasuk Antonio Paulo dapat ditawan, barang-barang bingkisan dirampas semua, sedangkan van Maseyck dapat melarikan diri menuju ke kapal yang segera mengangkat sauh dan bertolak ke arah Barat.

Baca Juga : Tradisi Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin Suku Naulu di Pulau Seram

Menurut perhitungan pihak Kompeni saat itu di Mataram tidak kurang dari 50 orang Belanda yang dijadikan tawanan.

Mereka semua diharuskan melakukan kerja paksa dalam keadaan yang amat menyedihkan karena kekurangan makanan.

Bulan Oktober 1634 van Brouchum tiba di Tegal sebagai utusan khusus pihak Kompeni lengkap dengan segala macam bingkisan.

la menyampaikan pesan bahwa Kompeni mengakui Sultan Agung sebagai Penguasa Tertinggi di Jawa dan Kompeni bersedia mengirim upeti ke Mataram setiap tahun yang dapat dianggap sebagai "uang sewa" atas tanah-tanah milik Mataram yang dijadikan tempat kediaman atau Kantor Dagang orang-orang Belanda.

Namun van Brouchum meminta jaminan bahwa utusan-utusan yang dikirim ke Mataram tidak akan dijadikan tawanan atau sandera.

Juga van Brouchum menyatakan bahwa Kompeni bersedia membayar sejumlah uang tertentu bagi pembebasan para tawanan atau, paling tidak, bagi keperluan ransum para tawanan itu.

Sungguh sial bagi van Brouchum! Utusan dari Mataram dengan tegas menolak semua bingkisan, pernyataan dan kesediaan Kompeni tadi.

Utusan Sultan berpesan agar segala bingkisan, pernyataan dan tanda takluk harus dikirim langsung ke hadapan Sultan dan harus dibawa oleh paling sedikit dua orang Belanda yang mempunyai kedudukan tinggi di Batavia.

Sang utusan juga menyampaikan berita bahwa, sebagai hukuman kepada Kompeni yang telah berani menghasut Blambangan melawan Mataram, maka Antonio Paulo, pimpinan serdadu Kompeni dalam misi van Maseyck yang ditawan di Jepara bulan April 1631, telah dilemparkan ke kandang buaya dan tewas menjadi mangsa hewan-hewan itu.

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x