Follow Us

Kisah Pengorbanan Doker di Wilayah Perbatasan Indonesia: Kerja Maksimal, Apresiasi Minimal

Suar.id - Selasa, 15 Januari 2019 | 19:41
kisah pengorbanan dokter di wilayah perbatasan
Freepik

kisah pengorbanan dokter di wilayah perbatasan

STR dokter merupakan dokumen hukum atau tanda bukti tertulis bagi dokter dan dokter spesialis bahwa yang bersangkutan telah mendaftarkan diri dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan serta telah diregistrasi pada Konsil Kedokteran Indonesia.

Baginya, PIDI sangat bagus untuk pemerataan tenaga dokter di berbagai wilayah.

"Hanya saja apresianya kurang. Semua dokter internsip hanya mendapat bantuan hidup dasar (BHD), yang mungkin nominalnya pada 2016 sekitar Rp 2,1 juta di pulau Jawa dan sekitar Rp 2,5 juta dari Kemenkes apabila ditempatkan di daerah terpencil atau sangat terpencil," ucapnya.

Baca Juga : 5 Tahun Pacaran, Pria Ini Hanya Jadi Tamu Undangan di Pernikahan Mantan Kekasihnya

"Kami tidak wajib mendapat jasa di luar BHD, sehingga terkadang saudara sejawat kami ya hanya bergantung dari BHD itu saja," sambungnya.

Ia menuturkan, mungkin beban itu tidak terlalu menjadi masalah jika seorang dokter menjalani PIDI masih di pulau Jawa.

Yang menjadi masalah adalah apabila ditempatkan di daerah terpencil dan hanya mendapat BHD.

Pasalnya, harga kebutuhan pokok di daerah luar pulau Jawa tidak selalu sama dengan di pulau Jawa.

Dokter ini juga bercerita, saat PIDI ia ditempatkan di Kalimantan. Memang tiket perjalanan menuju tempat pengabdian disediakan oleh Kemenkes, namun setelah itu semua harus diupayakan sendiri, termasuk tempat tinggal.

"Mungkin ini sepele, tapi benar terasa kami seperti sendiri di sana. Sempat BHD belum datang di tiga bulan awal di Kalimantan, (artinya) tiga bulan awal tanpa gaji. Ini bagi fresh graduate yang sudah tidak terima dana dari orangtua bisa jadi masalah, kita memang ada tabungan, tetapi itu sudah terpakai untuk modal awal cari rumah kontrakan sendiri, perabotan, dan lain lain," katanya.

"Pada akhirnya saya harus hutang sana sini untuk makan, akhirnya semuanya dibayarkan rapel di bulan selanjutnya."

Beruntung, rumah sakit tempatnya bertugas memberi jasa di luar BHD yang menurutnya lebih dari cukup.

Source : Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest