Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mantan Pelacur Ini Berubah Jadi Bajak Laut Perempuan Tangguh yang Disegani sekaligus Ditakuti Musuh

Suar.id - Senin, 07 Januari 2019 | 15:08
Ching Shih alias Madame Ching, dari pelacur ke bajak laut.
ancient-origins.net

Ching Shih alias Madame Ching, dari pelacur ke bajak laut.

Suar.ID -Namanya Ching Shih alias Madame Ching. Beberapa kalangan juga mengenalnya sebagai Zheng Shi.

Dia adalah mantan pelacur yang bertransformasi menjadi seorang bajak laut tanggung, yang diseganai sekaligus ditakuti lawan.

Madame Ching mengendalikan Armada Bendera Merah yang pada zamannya begitu terkenal.

Konon, armada ini tumbuh di bawah komandonya dengan cadangan jarahan yang meluas dan system bisnis yang terorganisasi dengan baik.

Baca Juga : Hotman Paris Bongkar Rahasia Jam Selingkuh para Suami, Istri Diharap Lebih Waspada!

Akhirnya, Ching Shih mencari amnesti ketika ditawarkan oleh pemerintah China.

Tapi dengan negosiasi pertama untuk mempertahankan kekayaan dan kekuasaan yang dia peroleh sebagai seorang raja bajak laut.

Intisari-Online.com, mengutip dari Ancient-originis.net, menulis, Madame Ching dilahirkan di provinsi Guangdong, China, pada 1775 dengan nama lahir Shil Xiang Gu.

Dia menjadi pelacur yang bekerja di rumah bordil apung di Kanton.

Pada 1801, Bajak laut Zheng Yi, pemimpin armada kapal yang disebut 'Armada Bendera Merah', memperhatikan kecantikannya dan ingin hidup bersamanya.

Ada berbagai macam kisah tentang bagaimana mereka benar-benar bersama.

Menurut beberapa orang, Zheng Yi mengirim serangan dan memerintahkan mereka untuk menjarah rumah bordil.

Dia meminta agar mereka membawa Ching Shih, pelacur favoritnya.

Baca Juga : 4 Fakta Pembunuhan Penghuni Apartemen Green Pramuka: Pelaku Sakit Hati Cinta Ditolak dan Diludahi

Orang-itu melakukan apa yang diperintahkannya yang kemudian membuat Zheng Yi dan Ching Shih menikah.

Ada juga yang mengatakan, Zheng Yi hanya meminta Ching Shih untuk menikah dengannya.

Madame Ching menerima lamarannya selama dia diberi kekuasaan dalam organisasi yang dipimpin Zheng Yi.

Lebih dari itu, dia juga meminta bagian yang sama dari harta rampasannya.

Ilustrasi yang menggambarkan pertempuran Madame Ching.
ancient-origins.net

Ilustrasi yang menggambarkan pertempuran Madame Ching.

Setelah mereka hidup bersama, Armada Bendera Merah tumbuh dengan pesat dari 200 kapal menjadi lebih dari 600 kapal dan akhirnya menjadi 1.700-1.800 kapal.

Armada mereka memiliki kode warna dengan armada utama warna merah, sedang armada lainnya adalah hitam, putih, biru, kuning dan hijau.

Mereka membentuk koalisi Bajak Laut Kanton dengan bajak laut Wu Shi'er.

Setelah kematian Zheng Yi, dengan Armada Bendera Merah yang memiliki 50 ribu hingga 70 ribu bajak laut memberi kesempatan Ching Shih untuk bangkit menjadi seorang raja bajak laut yang kuat.

Baca Juga : Pacar Vanessa Angel Sindir Faye Nicole, Seolah Buka Luka Lama Terkait Kasus FNJ dan Wawan

Sebenarnya, Ching SHi bisa saja mundur dan kekusaan akan diambil alih oleh Chang Pao yang merupakan komandan kedua Zheng Yi sekaligus anak adopsi mereka.

Namun, Ching SHih yang masih mendambakan kekuatan dan kemuliaan menjadi pemimpin Armada Bendera Merah akhirnya mengambil alih kekuasaan dengan dukungan Chang Pao.

Ching Shih adalah bajak aut yang ketat dan teratur yang banyak berfokus pada bisnis dan strategi militer.

Dia bahkan berusaha keras untuk membentuk sebuah pemerintahan ad hoc agar para bajak lautnya dilindungi oleh hukum dan pajak.

Setiap hasil rampasan harus ditunjukkan ke armada dan didaftarkan terlebih dahulu sebelum didistribusikan.

Kapal apa pun yang mengambil hasil curian berhak mempertahankan 20% dari nilainya, sementara 80% sisanya dimasukkan ke dalam dana kolektif armada.

Ching Shih juga menetapkan aturan yang sangat ketat untuk para tahanan yang ditangkap, terutama tahanan wanita.

Tahanan wanita yang dianggap 'jelek' akan dibebaskan tanpa teluka.

Seorang bajak laut yang ingin menjadikan tahanan wanita cantik sebagai istri, mereka bebeas melakukannya, tetapi mereka terikat untuk setia dan merawatnya.

Hukuman mati diberlakukan bagi bajak laut dari Armada Bendera Merah yang tidak mematuhi aturan, termasuk ketidaksetiaan dan pemerkosaan.

Baca Juga : Kisah Putroe Neng, Menikah 100 Kali Tetapi 99 Suaminya Tewas di Ranjang Saat Malam Pertama

Pemberontak yang kabur akan diburu dan telinga mereka akan dipotong ketika ditangkap.

Hukuman lainnya adalah cambuk, quartering (tubuh dibelah jadi empat) dan penepuk tangan pada setrika.

Armada Ching Shih mengambil alih di banyak desa pesisir yang membentang dari Macau ke Kanton, kadang-kadang memaksakan pungutan dan pajak di desa-desa.

Ching Shih dijuluki 'Teror China Selatan' dan dia akan menghukum orang-orang yang menentangnya dengan memakukan kaki mereka ke dek kapal dan menghukum mereka.

Kapal-kapal angkatan laut China, Portugis dan Inggris semuanya kalah dari armada Ching Shih karena tampaknya dia tak terkalahkan.

Orang China menawarkan amnesti kepada semua perompak, berharap untuk melenyapkan pemerintahan Ching Shih di atas laut.

Negosiasi antara Chang Pao dan Pemerintah China (melalui Zhang Bai Ling) yang resmi menemui jalan buntu.

Ching Shih kemudian pergi ke kantor Zhang Bai Ling tanpa senjata, ditemani oleh 17 wanita dan anak-anak buta huruf.

Ching Shih dan Zhang Bai Ling mengakhiri negosiasi dengan Ching Shih diizinkan menyimpan semua hasil jarahannya.

Kemudian, Zhang Bai Ling setuju untuk menjadi saksi pernikahan Ching Shih dan Chang Pao.

Pada titik ini, Ching Shih mengakhiri karirnya sebagai bajak laut dan memiliki seorang putra dengan Chang Pao.

Ketika Chang Pao meningga, Madame Ching kembali ke Canton dan membuka rumah judi miliknya sendiri. (Tatik Ariyani/Intisari-Online.com)

Artikel ini sebelumnya tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Awalnya Seorang Pelacur, Ching Shih Menjadi Bajak Laut Wanita Tangguh yang Disegani Sekaligus Ditakuti"

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x