Suar.ID – Warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, belakangan ini tidak dapat lagi melewati jalan alternatif penghubung desanya dengan Desa Sindupaten, Kecamatan Kertek.
Pasalnya, jalan alternatif tersebut ditutup oleh warga desa bernama Soim Pamuji.
Soim Pamuji, warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial lantaran menutup jalan antar-desa setelah kalah bertarung pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) setempat.
Soim membangun tembok kira-kira setinggi 2 meter. Bahkan, di atas tembok dipasang pecahan kaca sehingga tidak bisa dipanjat.
Baca Juga : Kemampuan MUA Berbakat Ini Ubah Wajahnya Jadi Ilusi Optik yang Bikin 'Mata Kita Sakit'
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Soim membenarkan penutupan jalan itu adalah inisiatifnya.
Namun, ia menjelaskan, tembok itu dibangun di atas tanah pribadinya yang sebelumnya memang digunakan untuk jalan pintas warga.
Soim mengakui pembangunan tembok itu sebagai bentuk kekecewaannya pada proses pilkades yang diikutinya beberapa waktu lalu.
Mantan Sekretaris Desa (Sekdes) Rejosari itu menilai pilkades sudah dinodai banyak kecurangan.
"Persoalannya bukan menang atau kalah, tapi supremasi hukum yang sebenarnya, bagaimana kalau ada kesepakatan (para calon kades) yang telah disetujui bersama Muspika tapi kok ada salah satu calon yang mengingkari kesepakatan itu," ungkap Soim, Jumat (4/1/2019).
Soim membeberkan sejumlah temuan kejanggalan menjelang pemungutan suara, seperti ada calon kades lain yang memberikan dan menjanjikan sesuatu kepada warga pada masa tenang. Hal itu bisa mempengaruhi keputusan warga untuk memilih.
"Pada hari tenang, masing-masing calon kades tidak boleh memberi atau menjanjikan sesuatu yang tujuannya untuk memenangkan atau menguntungkan satu pihak. Ini sudah kesepakatan tapi dilanggar," katanya.