"Kalau saya sih ke lokasi pengungsiannya ke Cimanggu, karena katanya orang Sumur pada ke situ semuanya, karena poskonya di Bukit itu," ujarnya.
Arifin sudah bisa bernafas lega, karena ketika ia pulang dari Sumur, sekira pukul 18.00 WIB, alat berat sudah mulai masuk ke sanaa untuk proses evakuasi.
"Alat berat juga pas saya mau pulang, itu baru masuk. Ada sekitar tiga alat berat pas magrib saya mau pulang," ujarnya.
(Jaisy Rahman Tohir/Tribun Jakarta)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Arifin, Penjual Tahu Keliling yang Nekat Naik Motor Tujuh Jam, Demi Bantu Korban Tsunami