Krakatau lenyap seperti ditelan bumi; hampir seluruh belahan utara pulau itu hilang.
Yang tinggal hanya batuan scpanjang 813 meter. Gunung berapi Danan dan Perbuatan juga gaib, dan di tempat itu terbentuk suatu kaldera raksasa yang berdiameter 7,4 km
***
Abu halus yang dilontarkan ke angkasa ditiup ke arah barat oleh angin dan keliling dunia dengan keccpatan 121 km tiap jamnya.
Setelah enam minggu, dalam bulan Oktober 1883 suatu sabuk debu dan abu halus menyebar sekitar bumi.
Hanya dua hari setelah letusan abu halus itu sudah meliputi benua Afrika dan lima belas hari kemudian telah mengitari bumi, mengakibatkan suatu kabut di seluruh daerah khatulistiwa yang menyebar sedikit demi sedikit.
Pada tanggal 30 November kabut itu mencapai Eslandia. Kabut debu itu menyebabkan pelbagai dampak optik, termasuk senja kala yang gilang gemilang, matahari dan bulan berwarna dan munculnya corona.
Di banyak tempat di dunia terlihat matahari atau bulan berwarna merah jambu, hijau, biru. Enam bulan setelah letusan Krakatau, penduduk kota Missouri di Amerika melihat matahari kuning dengan latar belakang langit hijau.
Pada tanggal 29 Desember di Hankow (Cina) orang melihat matahari tiba-tiba menjadi hijau, kemudian merah lalu kembali lagi hijau.
Sebuah majalah populer Belanda memberi judul karangan tentang, letusan Krakatau "Lebih hebat daripada bom atom".
Ledakan bom atom bukan apa-apa dibandingkan dengan letusan Krakatau. Bom atom pertama yang diledakkan sebagai percobaan di dekat Los Alamos pada tanggal 16 Juni 1945 memancarkan energi sebesar 0,019 Megaton, sedangkan ledakan Krakatau diperkirakan sebesar 410 Megaton!
Kekuatan letusan itu setara dengan 21.428 bom atom.