Suar.ID -Ngakunya Musuh Taliban, Akhirnya Terbongkar Alasan ISIS-K Nekat Lakukan Bom Bunuh Diri di Kabul yang Menewaskan 103 Orang.
ISIS-K, afiliasi kelompok ISIL (ISIS) di Afghanistan mengklaim melakukan ledakan bunuh diri di luar bandara internasional Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8/2021).
Dilaporkan sebelumnya, seorang pelaku bom bunuh diri menyelinap ke kerumunan warga Afghanistan yang berkumpul di luar gerbang bandara.
Menurut laporan langsung Al Jazeera, kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 13 tentara AS dan 60 warga sipil dengan total 103 orang tewas melalui saluran beritanya, Amaq.
Meskipun menjadi sasaran koalisi militer pimpinan AS selama bertahun-tahun, kelompok ini terus bertahan hingga melancarkan serangan baru pada Kamis.
Insiden itu terjadi di saat AS dan sekutu menarik pasukan dari Afghanistan dan Taliban berkuasa.
Belasan tentara AS tewas, membuat Presiden Joe Biden bersumpah akan membalas kelompok tersebut.
ISIS-K sendiri merupakan afiliasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau juga disebut ISIL (Islamic State of Iraq and the Levant) yang aktif di Asia Tengah dan Asia Selatan.
Cabang kelompok teroris ini muncul beberapa bulan setelah militan IS (Islamic State) melakukan serangan di Suriah dan Irak.
ISIS-K mengumumkan pembentukan kelompok pada Januari 2015 dan menunjuk mantan militan Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), Hafiz Saeed Khan sebagai pemimpinnya dengan mantan komandan Taliban Afghanistan, Abdul Rauf Aliza ditunjuk sebagai wakil pemimpin.
Kelompok militan ini menyertakan nama Khorasan sebagai identitas asalnya.
Diketahui, Provinsi Khorasan pada Abad Pertengahan mencakup sebagian besar Afghanistan, Iran, dan Asia Tengah.
Kelompok ini juga dikenal sebagai ISK, ISIS-K, atau Daesh-Khorasan.
Di saat Taliban mengurangi kekerasan di Afghanistan, kelompok ISIS di Afghanistan dan Pakistan ini mengikuti gerakan IS (Islamic State) untuk melakukan jihad melawan non-Muslim.
Pusat Studi Internasional dan Strategis menghitung belasan serangan yang dilakukan pejuang ISIS-K terhadap warga sipil di Afghanistan dan Pakistan.
Beberapa diantaranya serangan kepada minoritas Syiah, serta ratusan bentrokan dengan pasukan koalisi pimpinan Afghanistan, Pakistan, dan AS sejak Januari 2017.
Pemerintah AS meyakini, ISIS-K merupakan ancaman kronis bagi AS dan kepentingan militer sekutu di Asia Selatan dan Tengah.
Lalu, apa hubungan ISIS-K dengan Taliban?
Kedua kelompok ini saling bermusuhan.
Bahkan Taliban telah melancarkan serangan besar yang terkoordinasi terhadap kelompok ISIS di Afghanistan ini.
Taliban juga beberapa kali bergabung dengan pasukan pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan serta militer untuk mengusir ISIS dari bagian timur laut Afghanistan.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan kepada Associated Press,pemerintahan Trump sempat mengupayakan kesepakatan penarikan pada 2020 dengan Taliban.
Dengan harapan, dua kekuatan bisa bergabung melawan afiliasi ISIS ini.
Pemerintah AS melihat, kelompok itu sebagai ancaman nyata bagi Amerika Serikat.
Menurut laporan dari Amira Jadoon dan Andrew Mines untuk West Point’s Combating Terrorism Center, militan ISIS di Afghanistan mampu bertahan meskipun militer AS mematau pergerakan mereka.
Penarikan pasukan dari Afghanistan membuat AS kehilangan kapasitas serangan di lapangan.
Hal ini berpotensi melemahkan kemampuan AS melacak ISIS-K dan pergerakan kelompok teroris tersebut.
Pejabat Biden mengatakan kelompok Islamic State (IS) hanyalah satu dari banyak ancaman teror yang dihadapi secara global.
Salah satu ketakutan terbesar Amerika Serikat dari penarikan pasukan setelah dua dekade adalah, Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban kembali menjadi magnet dan basis bagi para ekstremis yang merencanakan serangan ke Barat.