Suar.ID -Dulunya Mantan Relawan Jokowi, kini Fadjroel Rachman Bukan Cuma Menjabat Jubir Presiden hinggaMasuk Bursa Calon Dubes RI-Kazakhstan.
Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, masuk dalam daftar calon duta besar (dubes) RI.
Dalam daftar yang memuat 33 nama tersebut, Fadjroel diusulkan menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tazikistan.
Fadjroel tak membantah dirinya ditunjuk menjadi calon Dubes RI.
"Apapun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai," kata Fadjroel, Jumat (25/6/2021), melansir Tribunnews.
"Karena tugas negara adalah tugas mulia, di manapun, untuk kejayaan negara dan bangsa menuju Indonesia Maju," imbuhnya.
Diketahui, Fadjroel ditunjuk sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2019.
Kala itu, ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.
Namun, hampir delapan bulan setelahnya, Fadjroel kemudian dipercaya sebagai Komisaris PT Waskita Karya.
Fadjroel ditunjuk sebagai Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada 5 Juni 2020.
Fadjroel bukanlah wajah lama di lingkaran kekuasaan.
Ia sempat menjadi relawan pemenangan Jokowi saat Pilpres 2014.
Dikutip dari Kompas.com, Fadjroel merupakan aktivis 1998 yang terlibat dalam demonstrasi menuntut penurunan Presiden Soeharto.
Ia pernah merasakan dinginnya lantai penjara pada era Orde Baru.
Ketika itu, Fadjroel mendekam di Nusa Kambangan sebagai tahanan politik.
Satu di antara aksi Fadjroel yang mengkritik Orde Baru adalah Gerakan Lima Agustus ITB (1989).
Tak hanya itu, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia juga dikenal vokal mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.
Pada 2009 silam, Fadjroel pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) independen.
Namun, upayanya gagal karena uji materi terkait capres dari jalur independen ditolak di Mahkamah Konstitusi (MK).
Mengutip situs resmi PT Waskita Karya, Fadjroel mendapat gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1995.
Sebelumnya, Fadjroel sempat berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Kimia.
Tetapi, ia dikeluarkanpada 1989 karena terlibat Gerakan Lima Agustus ITB tahun 1989.
Kemudian, atas rekomendasi jurnalis senior Mochtar Lubis, Fadjroel kuliah di Universitas Indonesia (UI).
Lulus Strata 1, Fadjroel mendapat gelar Magister Hukum Ekonomi UI.
Kemudianpada 2015, ia meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi UI.