Dulunya Mantan Relawan Jokowi, kini Fadjroel Rachman Bukan Cuma Menjabat Jubir Presiden, Ternyata juga jadi Komisaris PT Waskita hingga Masuk Bursa Calon Dubes RI-Kazakhstan: Anugerah tak Ternilai

Minggu, 27 Juni 2021 | 05:37
(KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman masuk bursa Duta Besar Indonesia-Kazakhstan.

Suar.ID -Dulunya Mantan Relawan Jokowi, kini Fadjroel Rachman Bukan Cuma Menjabat Jubir Presiden hinggaMasuk Bursa Calon Dubes RI-Kazakhstan.

Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, masuk dalam daftar calon duta besar (dubes) RI.

Dalam daftar yang memuat 33 nama tersebut, Fadjroel diusulkan menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tazikistan.

Baca Juga: Jubir Presiden Jokowi Tiba-tiba Posting Foto Lawas Najwa Shihab Semasa SMA, Fadjroel Rachman: Tebak yang Mana Mbak Nana?

Fadjroel tak membantah dirinya ditunjuk menjadi calon Dubes RI.

"Apapun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai," kata Fadjroel, Jumat (25/6/2021), melansir Tribunnews.

"Karena tugas negara adalah tugas mulia, di manapun, untuk kejayaan negara dan bangsa menuju Indonesia Maju," imbuhnya.

Baca Juga: Dikenal sebagai Salah Satu Sobat Ambyar, Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa dan Ungkapkan Momen Terakhirnya Bersama Didi Kempot: Sangat Dihargai, Sangat Dihormati

Diketahui, Fadjroel ditunjuk sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2019.

Kala itu, ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.

Namun, hampir delapan bulan setelahnya, Fadjroel kemudian dipercaya sebagai Komisaris PT Waskita Karya.

Fadjroel ditunjuk sebagai Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada 5 Juni 2020.

Tribunnews
Tribunnews

Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman

Baca Juga: Jubir Presiden Beberkan Darurat Sipil adalah Opsi Terakhir Pemerintah Tangani Covid-19, Apa yang akan terjadi dengan Indonesia Selanjutnya?

Fadjroel bukanlah wajah lama di lingkaran kekuasaan.

Ia sempat menjadi relawan pemenangan Jokowi saat Pilpres 2014.

Dikutip dari Kompas.com, Fadjroel merupakan aktivis 1998 yang terlibat dalam demonstrasi menuntut penurunan Presiden Soeharto.

Ia pernah merasakan dinginnya lantai penjara pada era Orde Baru.

Baca Juga: Erick Thohir dan 3 Menteri Lainnya Nyaris Kehilangan Nyawa saat Dampingi Jokowi Tinjau Ibu Kota Baru! Terungkap Inilah Penyebabnya

Ketika itu, Fadjroel mendekam di Nusa Kambangan sebagai tahanan politik.

Satu di antara aksi Fadjroel yang mengkritik Orde Baru adalah Gerakan Lima Agustus ITB (1989).

Tak hanya itu, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia juga dikenal vokal mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.

Tribunnews
Tribunnews

Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman

Baca Juga: KKB Papua Kembali Tunjukkan Keberingasannya Tembak Mati Sopir Ojek usai Eksekusi Guru SD, Jubir OPM: Tukang Ojek Itu Mata-mata TNI Polri, Wajar Ditembak

Pada 2009 silam, Fadjroel pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) independen.

Namun, upayanya gagal karena uji materi terkait capres dari jalur independen ditolak di Mahkamah Konstitusi (MK).

Mengutip situs resmi PT Waskita Karya, Fadjroel mendapat gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1995.

Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat Semakin Memanas, Marzuki Alie Buka-bukaan Akan Polisikan AHY Dan Jubir Demokrat, Pencemaran Nama Baik

Sebelumnya, Fadjroel sempat berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Kimia.

Tetapi, ia dikeluarkanpada 1989 karena terlibat Gerakan Lima Agustus ITB tahun 1989.

Kemudian, atas rekomendasi jurnalis senior Mochtar Lubis, Fadjroel kuliah di Universitas Indonesia (UI).

Lulus Strata 1, Fadjroel mendapat gelar Magister Hukum Ekonomi UI.

Kemudianpada 2015, ia meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi UI.

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com, Tribunnews, waskitarealty.co.id/

Baca Lainnya