Sebelum Virus Corona, Inilah 5 Pandemi dan Epidemi Paling Mematikan dalam Sejarah, Ada yang Menewaskan 50 Juta Orang

Kamis, 21 Mei 2020 | 16:30
Tribunnews

Sebelum Virus Corona, Inilah 5 Pandemi dan Epidemi Paling Mematikan dalam Sejarah, Ada yang Menewaskan 50 Juta Orang

Suar.ID -Pandemi virus corona atau Covid-19 masih menjadi momok dunia hingga saat ini.

Tercatat telah ada total ratusan ribu kematian di seluruh dunia akibat virus corona.

Sebelum pandemi virus corona dari Wuhan, China, lalu 'berkeliling dunia', penyakit mematikan yang menelan jutaan jiwa juga pernah terjadi di dunia.

Berikut 5 pandemi dan epidemi penyakit paling mematikan dalam sejarah dunia :

Baca Juga: Gara-gara Lakukan Tindakan Tak Semestinya Ini, 15 Warga Sidoarjo Positif Virus Corona

1. Antonine Plague (165-180 Sebelum Masehi)

Wabah Antonine menewaskan 5 juta orang

Seperti virus corona, wabah Antonine diyakini berasal di China.

Tentara yang berbaris ke Roma dari Mesopotamia pada akhir 165 SM jatuh sakit.

Tubuh mereka ditutupi bentol-bentol merah dan hitam yang akhirnya berkeropeng, kemudian mati.

Baca Juga: Bahagia dengan kembalinya 4 Pasien Corona yang Dikira Sudah Sembuh, Warga NTT Langsung Gelar Ritual Adat, Namun Endingnya tidak Sesuai Harapan

Tulah atau kutukn pun menyebar ke seluruh Kekaisaran Romawi.

Menurut peneliti, wabah Antonine mirip dengan pandemi saat ini, tidak semua orang yang tertular virus cacar dan meninggal dunia.

Bahkan mereka selamat dan kebal terhadap wabah penyakit tersebut.

Namun, pada saat wabah terkendali pada 180 M, cacar telah menewaskan jutaan orang.

Bahkan, memusnahkan 150.000 tentara Roma dan merenggut nyawa Kaisar Marcus Aurelius.

Baca Juga: Gelar Konser Amal Covid-19, Ketua MPR Bambang Soesatyo Minta Maaf Abaikan Protokol Kesehatan saat Masa PSBB: Karena Saking Senangnya

Gejala-gejalanya, disebutkan oleh tabib terkenal Galen, antara lain diare, batuk, demam, tenggorokan kering dan papula atau bentol-bentol merah.

Satu cerita beredar sekitar waktu itu mengatakan, penyakit berawal ketika seorang prajurit Romawi tanpa sengaja membuka peti mati emas di kuil Apollo.

Kepercayaan setempat menyebutkan, prajurit Romawi itu telah membebaskan wabah terkutuk dari kurungan.

Masyarakat saat itu percaya bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang membuat marah para dewa.

2. Wabah Justinian (540-542 SM)

Wabah Justinian menewaskan 25 juta orang.

Kapal-kapal dagang diyakini berisi penuh tikus berlayar ke Mesir, menjadi titik Wabah Justinian (dinamai seperti kaisar Bizantium yang berkuasa saat itu).

Wabah Justinian telah membunuh rata-rata hingga 100.000 orang per hari.

Baca Juga: Buat Riuh Jagat Raya Lelang Keperawanan Rp 2 Miliar, Begini Pengakuan Sarah Keihl Setelah Videonya Viral: Hanya Sindiran, akan Bagi 1000 Sembako

Namun, baru-baru ini angka-angka itu dipertanyakan kembali.

Peneliti mengatakan, Wabah Bubonic (Yersinia pestis) atau Justinian menyebar dan terus muncul dari waktu ke waktu di Eropa, Asia, dan Afrika selama bertahun-tahun setelah kemunuclan pada 541 M.

Wabah itu menewaskan jutaan orang di dunia.

Sarjana Yunani Bizantium Procopius menulis tentang permulaan wabah.

Dia mengatakan, wabah dimulai dari orang-orang Mesir yang tinggal di Pelusium.

Mereka terbagi dan sebagian pergi ke Aleksandria dan seluruh Mesir.

Sebagian lagi ke orang-orang Palestina, tetangga-tetangga orang Mesir, dan dari sana, wabah penyakit menyerbu seluruh bumi.

Wabah pes ditransfer dari gigitan kutu dari tikus ke manusia.

Gejalanya, nanah tumbuh di tubuh, umumnya di ketiak dan selangkangan, serta muncul demam.

3. HIV / AIDS (2005-2012)

HIV/AIDS menewaskan 36 juta orang

Diduga berasal dari Kongo ketika virus ditularkan dari simpanse ke manusia pada tahun 1920.

HIV - virus yang menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) - tidak mulai menyebar di Amerika sampai awal tahun 80-an.

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa HIV/AIDS telah tiba di New York City dari Haiti pada awal 1970.

Baca Juga: Kehidupan Normal akan Mulai Dilakukan di Indonesia, Berikut 19 Panduan Aman yang Efektif untuk Cegah Corona

Pada 1981, pria gay mulai dirawat di rumah sakit karena kanker langka dan infeksi paru-paru.

Para dokter tidak tahu bagaimana penyakit langka ini muncul, meskipun mereka yakin ada beberapa kondisi yang menyebabkannya.

Pada tahun 1982, pengguna heroin mulai menderita penyakit ini juga.

Pada tahun itu mereka menamai kondisinya AIDS.

Penderita HIV diisolasi di laboratorium dan diidentifikasi di laboratorium Perancis pada 1983.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencirikan HIV / AIDS sebagai epidemi global, sedangkan CDC menggambarkannya sebagai pandemi.

Menurut UNAIDS, diperkirakan 36 juta orang meninggal dunia karena AIDS.

Puncaknya terjadi pada 2005 dengan 2,3 juta kematian.Daerah terparah adalah Afrika Sub-Sahara.

Pada 2005 diperkirakan 2,7 juta orang terinfeksi HIV dan 2 juta orang dewasa dan anak-anak meninggal karena AIDS.

Pada tahun-tahun sejak saat itu, antivirus dan pengobatan pencegahan PrEP telah membantu mencegah penularan penyakit ini.

Jumlah penderita HIV/AIDS di Amerika Serikat telah meningkat sejak 2013 sekitar 39.000 infeksi HIV baru setiap tahunnya.

4. Flu Spanyol (1918-1920)

Pandemik Flu Spanyol 1918 adalah yang terburuk dalam sejarah, menewaskan 50 juta orang di dunia.

Sepertiga populasi bumi terinfeksi virus H1N1.

Para peneliti saat itu belum dapat menentukan secara tepat apa yang menyebabkan virus ini mematikan.

Seperti pandemi coronavirus saat ini, tidak ada vaksin pada ketika flu Spanyol merebak.

Orang-orang diperintahkan untuk dikarantina, menjaga jarak sosial, mencuci tangan dan mensterilkan, yang bisa mereka lakukan untuk mencegah penularan.

Beberapa kota di Amerika Serikat, seperti San Francisco, mengeluarkan peraturan yang memaksa orang untuk mengenakan masker.

Penyakit itu diyakini pertama kali muncul pada tahun 1916 di satu rumah sakit tentara Inggris, di Étaples, Perancis.

Penyakit itu seperti Virus H5N1 yang disebabkan oleh burung.

Influenza yang seperti pneumonia parah ini membusuk dan menyebar di parit Perang Dunia I yang dingin dan basah.

Kemudian wabah menyebar seperti mengitari bola bumi.

Baca Juga: Geram Masih Banyak Warga Indonesia yang Masih Nekat Pulang Kampung di Tengah Pandemi Corona, Artis Ini Berikan Pesan Menohok: Mudik Apa Modar

5. The Black Deat (1347-1353 )

Angka korban the Black Death berkisar 50 juta, yang lain menyebutkan 200 juta orang.

Angka kematian itu bisa dibilang menjadi pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia.

Banyak peneliti percaya bahwa, seperti COVID-19, the Black Death berasal dari Asia.

Penyakit disebarkan oleh gerakan Golden Horde Batu Khan.

Selama pengepungan gerombolan Caffa (pelabuhan utama di Laut Hitam), orang-orang Mongol - banyak yang tewas akibat penyakit ini.

Penyakit menyebar akibat orang-orang yang sudah tertular melarikan diri.

Mereka berlayar mengarungi Laut Hitam.

Mimpi buruk itu dimulai di Eropa pada Oktober 1347 ketika 12 kapal dari Laut Hitam tiba di Sisilia.

Para pengangkut barang yang menyambut kapal-kapal menemukan pemandangan mengerikan.

Pelaut-pelaut yang sakit, tubuh mereka rusak oleh pes hitam yang mengalir.

Mereka berdiri di geladak di antara teman-teman awak kapal yang mati.

Meski warga setempat telah mengusir kapal-kapal dari pelabuhan, kerusakan sudah terjadi.

Dari Sisilia, penyakit ini menyebar seperti api, menghancurkan populasi Eropa hingga 1353.

Gejalanya meliputi demam tinggi, kedinginan, muntah dan diare.

Bubo berisi nanah, kemudian menjadi hitam dan gangren.

Kematian hitam dipercaya disebarkan oleh kutu dari tikus, kemudian ke manusia.

Samuel K Cohn, profesor sejarah abad pertengahan di Universitas Glasgow dan penulis "The Black Death Transformed" (2002), pendukung teori penyebaran penyakit dari manusia ke manusia.

"Ini menyebar dengan sangat cepat," kata Cohn kepada Fox News.

Meskipun, kata Cohn, DNA purba menunjukkan strain Yersinia pestis.

"Namun seperti yang kita ketahui dari penyakit seperti SARS dan sifilis, patogen berbeda dapat berhubungan sangat erat dan menghasilkan penyakit yang sama sekali berbeda. "

Penyebab Black Death tetap tidak diketahui, meskipun satu hal yang pasti - itu menyebar cepat dan lebih cepat dari COVID-19.

"Saya akan mengatakan Kematian Hitam bahkan lebih cepat menyebar daripada coronavirus dalam beberapa hal mengingat rekam jejaknya di Eropa,” kata Cohn.

"Kematian Hitam hanya bisa bergerak secepat orang dan kuda bisa bergerak, jadi itu tidak bisa menyebar lebih cepat daripada pesawat yang bisa membawa orang.

Penyakit tersebut lebih cepat menyebar di daerah tertentu dari waktu ke waktu. (Fox News)

Baca Juga: Dari Balik Dinginnya Jeruji Penjara, Mantan Menkes Era SBY Ini Berikan Pesan bagi Indonesia Mengenai Virus Corona yang tak akan Hilang meski Vaksin sudah Ditemukan: Berpikirlah Saudaraku Setanah Air

Artikel ini telah tayang di Tribunwartakotawiki.com dengan judul 5 Pandemi dan Epidemi Paling Mematikan dalam Sejarah Dunia

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Wartakota