Suar.ID -Munculnya wabah virus corona di Indonesia membuat pemerintah mengambil tindakan untuk mewajibkan masyrakatnya melakukan berbagai aktivitas di rumah dulu untuk sementara ini.
Mulai dari bekerja di rumah atauwork from home (WFH), belajar di rumah dan juga beribadah di rumah.
Karena kini belajar pun juga di rumah, para guru pun memberikan tugas kepada muridnya.
Bahkan bisa dibilang tugas ini cukup banyak.
Namun saking banyaknya tugas yang diberikan oleh sang guru ini, tak sedikit orangtua murid yang mengeluh.
Ini karena tugas yang diberikan guru ini dianggap terlalu berat bagi mereka.
Alhasil bukannya tenang belajar di rumah, namun yang ada malah membuat orangtua murid menjadi semakin repot.
Bahkan tak sedikit dari orangtua murid ini yang mulai curhat.
Seperti sebuah postingan yang berisi curhatan orangtua murid yang kemudian menjadi viral ini.
Postingan berisi beberapa curhatan orangtua murid ini awalnya diunggah oleh sebuah akun Twitter @bintangforza pada Rabu (8/4).
Dalam gambar pertama dan kedua terlihat seorang ibu yang meminta kepada pihak sekolah agar keluhannya ini disampaikan kepada guru yang memberikan tugas berat tersebut.
"Titip tolong sampaikan ke guru yang bersangkutan,"tulis orang tua murid.
Baca Juga: Warga Bogor-Jakarta Dikejutkan Suara Dentuman Misterius, Rupanya Bukan dari Gunung Anak Krakatau!
"Oke mom. Mom, coba pakai laptop dan pakai Google Chrome mom,"tulis penerima pesan.
"Saya sudah mau banting laptop saya ini. Lama-lama saya minta biaya terapi psikiater ke sekolah. Kalau saya masih dibikin susah, saya nggak mau urusin semua tugas-tugas sekolah. Yang sekolah anak saya, kok yang repot saya," balas orang tua murid tersebut.
Setelah mendapat jawaban tersebut dari orantua murid, si penerima pesan menyarankan untuk bersabar dan mencoba lagi apa yang tengah dilakukannya.
Tapi jawaban sang orangtua murid ini malah diluar dugaan.
Ia menolak saran dari si penerima pesan.
Selain itu, akun ini juga mengunggah percakapan lkain dari orangtua murid kepada gurunya.
"Sir sampein yah bener-bener musti sampein, kasih PR jangan susah-susah. Jangan repot. Kalau mau kasih yang susah, guru buat video sambil jelasin terangin ke anak-anak. Masa ortu yang musti terangin juga."
"Guru kasih tugas-tugas sama keterangan sekadarnya. Emangnya saya dukun bisa langsung paham. Langsung mengerti maksud isi hati para guru."
"Guru aja cuma pinter satu pelajaran, saya ibu rumah tangga yang tamat sekolah udah lama, jaman sekolah juga kagak niat belajar. Sekarang suruh ngajarin anak emosi naik sampe ubun-ubun,"keluhan salah satuorang tua murid.
"Oke mom, ditampung yaa," jawab si penerima pesan.
Baca Juga: Perut Buaya Dibedah, Bocah 7 Tahun Tewas Dimakan, Keluarga Histeris, Korban Awalnya Sempat Hilang
Tanggapan Psikolog
Dilansir Tribunnews.com,Psikolog Anak di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dan RS Ananda Purwokerto, Kurniasih Dwi Purwanti, memberikan tanggapannya terkait postingan viral tersebut.
Menurutnya, respon dari orangtua murid terhadap sistem belajar online adalah sesuatu yang wajar.
"Terkait dengan curhatan ibu tentang banyaknya PR (pekerjaan rumah) dan sistemonlinebelajar karena pandemi ini, menurut saya dirasa wajar," kata Kurniasih.
"Dan saya yakin tidak hanya dirasakan oleh orang tua tapi juga para guru," imbuhnya.
Baca Juga: Ungkit Kembali Kasus Prostitusi Online, Vanessa Angel Akui Konsumsi Pil Xanax untuk Obati Stres
Selanjutnya Kurniasih mengatakan kalau ini merupakan situasi mendadak dan membutuhkan penyesuaian yang cepat.
Penyesuaian ini baik dari sisi orangtua murid maupun dari pihak sekolah.
Para guru sendiri dituntut untuk memberikan materi sesuai standar yang sudah ditetapkan, sedangkan orangtua pun perlu mempersiapan anak dalam waktu sangat singkat.
Sementara itu menurutPegiat Smart Parenting sekaligus pendiri Sanggar Berumpun, Chrisnina Sari, masalah ini dinilai cukup kompleks.
Nina juga mengungkapkan kalau masyrakat sudah terbiasa 'dimanjakan'oleh sistem yang ada saat ini.
"Dimana solah-olah tugas orang tua dan sekolah itu berbeda jauh, jadi apa yang di ajarkan di sekolah tidak di ajarkan di rumah begitu juga sebaliknya," ujar Nina pada Sabtu (11/4/2020) pagi.
"Nah padahal kalau kita bicara sistem pendidikan sendiri itu saling terkait, yang membesarkan anak itu tidak hanya di rumah tetapi sekolah dan lingkungan," imbuhnya.
Meski begitu dalam hal ini Nina juga tak dapat menyalahkan guru.
Hal ini mengingat guru memiliki peran untuk memberikan pelajaran kepada muridnya terkait dengan akademis.
Sehingga menurutnya perlu ada sinkronisasi atau komunikasi antara orangtua dan pihak sekolah.
"Oleh karena itu, komunikasi bisa menjadi tolak ukur atau penengah bagi orang tua dan sekolah dalam asumsi orang dewasa yang bisa berpikir, bertanggung jawab, itu pasti akan menemukan jalan keluar," tegasnya.