Virus Corona Tambah Parah, Warga Wuhan Semakin Menderita, dari Kondisi Makanan yang Memprihatinkan hingga Harga yang tak Masuk Akal!

Sabtu, 29 Februari 2020 | 17:15
South China Morning Post

Kondisi pasar di Wuhan.

Suar.ID -Penderitaanwarga Kota Wuhankarenavirus coronamenjadi semakin parah.

Infeksi virus corona tak hanya mengisolasi warga Wuhan dari aktivitas sehari-hari.

Untuk sekadar makan pun, warga Wuhan mengalami kesulitan.

Virus corona (Covid-19) benar-benar membuat warga Wuhan serba susah.

Baca Juga: Terbongkar Ternyata Virus Corona Enggak Berasal dari Pasar Seafood yang Ada di Wuhan, Para Ilmuwan Menemukan dari Sini Muasalnya!

Untuk makan saja, mereka harus selektif memilih makanan yang tidak busuk.

Kisah pilu warga Wuhan ini diungkap oleh AFP, Jumat (28/2/2020).

Di pinggiran Kota Wuhan, kualitas makanan tidak baik dan harganya bikin geleng-geleng kepala.

"Di lingkungan tempatku tinggal, kenyataannya benar-benar mengerikan," kata David Dai, yang berdomisili di pinggiran Wuhan.

Baca Juga: Wilayah Indonesia belum Terdeteksi Virus Corona, Menkes Terawan Sebut Doa dapat Membantu Menangkal Wabah Wuhan: Negara lain boleh Protes, Biarin aja!

Lebih lanjut, keluarga dari perempuan berusia 49 tahun ini harus benar-benar bergantung pada diri mereka sendiri.

Untuk stok bahan makanan, mereka telah mengeringkan dan menyimpan kulit lobak sebagai tambahan nutrisi di makanan.

Meski kompleks apartemennya sudah memiliki kelompok pembelian, Dai mengatakan penduduk setempat tidak puas dengan harga dan kualitas makanan yang beredar.

"Banyak tomat, banyak bawang, mereka sudah busuk," katanya pada AFP.

China Press
China Press

Kondisi pasar di China.

Baca Juga: Bikin Merinding, Sebuah Buku Terbitan Tahun 1981 Ternyata telah 'Meramalkan' Virus Wuhan di Tahun 2020! Begini Kutipannya...

Dai juga mengatakan lebih dari sepertiga makanan harus dibuang karena tidak layak dikonsumsi.

Kelompok pembelian merupakan grup obrolan yang dibentuk untuk membeli makanan dan keperluan sehari-hari di Wuhan.

Mereka melakukannya via aplikasi WeChat.

Di Wuhan, diberlakukan pembatasan untuk pengiriman barang-barang belanjaan dari supermarket, termasuk makanan.

Baca Juga: Cinta Bersemi di Karantina Corona, WNI yang Dipulangkan dari Wuhan Terlibat Cinlok di Natuna: Banyak yang Jomblo

Masing-masing supermarket memiliki harga dan ketentuan masing-masing, untuk paket pembelian barang dalam jumlah besar.

Biasanya yang dibeli adalah daging, sayuran, susu, dan "mie kering panas" hidangan khas Wuhan.

Deretan supermarket itu juga ada yang punya aplikasi sendiri di WeChat, sehingga pengguna bisa memilih paket dengan harga berdasarkan berat, yang akan dikirim dalam jumlah besar.

Di daerah tempat tinggal Guo Jing misalnya, lima macam sayuran termasuk kentang dan kol seberat 5,5 kilogram (kg), dibanderol 50 yuan (sekitar Rp102 ribu).

Twitter C-store News
Twitter C-store News

Baku hantam di pasar Wuhan.

Baca Juga: Bikin Syok, Buku yang Ditulis pada 1981 Ini Sudah 'Memprediksi' Adanya Wabah Virus Corona di Wuhan, Bawa-bawa Senjata Biologis

"Kau tidak punya pilihan makanan."

"Kau tidak punya keinginan pribadi lagi," keluh Guo dikutip dari AFP.

Selain minim pilihan, model pembelian kelompok seperti ini juga kurang mengakomodasi kelompok-kelompok kecil, sebab supermarketmemiliki persyaratan minimum pesanan di setiap pengiriman.

"Sejujurnya, tidak ada yang bisa kita lakukan," kata Yang Nan, manajer supermarket Lao Cun Zhang, yang butuh minimal 30 pesanan dalam satu pengiriman.

"Kami cuma punya empat mobil," imbuhnya.

Baca Juga: Kota Wuhan Diselimuti Kabut hingga Kategori 'Bahaya', Seorang Netizen Bocorkan Hal Mengejutkan tentang Proses Krematorium

Ia jugamenerangkan bahwa tokonya tidak punya karyawan untuk melayani pesanan porsi kecil.

Sementara supermarket lain yang ditelusuri AFP menyebutkan, mereka membatasi pengiriman maksimal 1.000 pesanan per hari.

"Sulit mempekerjakan karyawan baru," ujar Wang Xiuwen, yang bekerja di divisi logistik toko.

Dia menuturkan, mempekerjakan terlalu banyak orang bisa meningkatkan risiko terkena infeksi virus corona (Covid-19).(Tribun Bali)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : AFP, Tribun Bali

Baca Lainnya