Belum Ditemukan Vaksinnya, Ahli dari China Ini Malah Rekomendasikan Obat HIV untuk Cegah Penyebaran Virus Corona, Kok Bisa?

Kamis, 06 Februari 2020 | 07:00
Kolase Xinhua dan Daily Mail

Suar.ID -Para ahli kesehatan asal China tengah berperang untuk menanggulangi penyebaran virus corona ke seluruh China, bahkan dunia.

Hal itu disebabkan semakin memburuknya virus corona yang terhitung hingga Rabu (5/2/2020) hari ini, sudah tercatat sebanyak 24.539 kasus dilaporkan.

Sementara korban meninggal dunia saat ini menjadi 492 dan pasien yang sembuh tercatat 911 orang.

Diwartakanoleh South China Morning Post, pejabat kesehatan China mengatakan pada hari Selasa kemarin, prioritas sekarang adalah mencegah pasien yang memiliki gejala ringan coronavius dari menjadi sakit kritis.

Baca Juga: Bernasib Tragis Dipecat dari Kepolisian hingga Warung Bubur Manadonya Bangkrut, Ternyata Sosok Mantan Polisi Ini sudah punya Istri Lagi, Ini Potret Romatisnya

Wakil Direktur Biro Administrasi Medis Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Jiao Yahui mengatakan, tingkat kematian akibat virus corona adalah 2,1 persen.

Sebagian besar kasus tersebut berada di Provinsi Hubei dan Ibu Kotanya, Wuhan.

"Mengenai situasi di Provinsi Hubei, NHC telah mengeluarkan arahan tentang memberikan pengobatan kepada pasien yang sakit parah," ujar Jiao Yahui.

"Mewajibkan pihak berwenang Hubei untuk segara meningkatkan kapasitasguna menangani pasien yang sakit kritis dan melakukan yang terbaik untuk menyembuhkan pasien dan menurunkan angka kematian," lanjutnya.

Baca Juga: Masih Ingat Penyanyi Era 90-an Ini? Mayatnya Ditemukan di Kamar Hotel dalam Kondisi Mengenaskan, CCTV Rekam Dia Masuk Hotel dengan Sosok Ini

Sementara itu, Ahli Epidemiologi Li Lanjuan mengatakan, tes pendahuluan telah menunjukkan dua obat antiretroviral, Arbidol dan Darunavir yang dapat secara efektif menghambat replikasi jenis baru.

Obat Arbidol umumnya tersedia sebagai Umifenovir yang merupakan antivirus kuat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah influenza.

Sementara Darunavir, digunakan untuk mengobati dan mencegah virus HIV/AIDS.

Berbicara di Wuhan pada Selasa, Li Lanjuan mengatakan dirinya akan merekomendasikan kedua obat tersebut dimasukkan dalam rencana perawatan nasional berikutnya untuk rumah sakit di China.

Bloomberg
Bloomberg

Para warga ramai menggunakan masker agar terhindar dari virus corona.

Baca Juga: Suaranya Serak Dikira Alergi, Ternyata Nasib Buruk Dialami Gadis Muda Ini, Selama Berbulan-bulan Dia Telah Menggunakan Produk yang Belakangan Banyak Menimbulkan Masalah

Wakil Direktur Pusat Biologi, Sun Yanrong mengatakan, obat lain yang sedang diuji dalam percobaan pada hewan dan uji klinis pada manusia di China termasuk Remdesivir, kloroquine fosfat dan Favipiravir.

"Administrasi Produk Medis Nasional telah memberi tahu Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang dan Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok bahwa mereka dapat memulai tes klinis (dari Remdesivir)," ujar Sun Yanrong.

"Kami menantikan hasil tes ini dan diharapkan pengiriman obat (untuk uji klinis) akan tiba di China," lanjutnya.

Antiviral Remdesivir pada awalnya dikembangkan untuk Ebola dan SARS, sementara kloquine fosfat adalah obat antimalaria.

Baca Juga: Waduh, Ada Penyidik KPK Tak Diberi Akses untuk Masuk Kantor Antirasuah Tersebut, Sosok Polisi Aktif Ini Akhirnya Angkat Bicara

Untuk Favipiravir sendiri adalah obat antivirus eksperimental spektrum luas.

Lebih lanjut, Wakil Direktur Biro Administrasi Medis NHC, Jiao Yahui mengatakan, data klinis menunjukkan pengobatan tradisional Tiongkok juga dapat berperan dalam mengurangi gejala pasien virus.

Ia juga mengakui bahwa Hubei, dan Wuhan khususnya, tidak memiliki fasilitas perawatan intensif yang diperlukan untuk kasus-kasus parah pada awal krisis.

Ini berarti sejumlah dari mereka dirawat di lebih dari selusin rumah sakit di kota yang tidak dilengkapi untuk mengatasi pasien ekstra.

Xinhua
Xinhua

Ahli epidomologi, Li Lanjuan.

Baca Juga: Terbongkar, Ahok Bocorkan Perlakuan Veronica Tan, Ini yang Bikin dia Enggak Mau Berkomunikasi Lagi dengan Mantan Istrinya Itu

Wuhan, kata Jiao, sejak itu telah meningkatkan tiga rumah sakit sehingga mereka dapat menangani seribu pasien sakit kritis tambahan.

Itu di atas dari tiga rumah sakit yang ditunjuk untuk mengobati pasien virus corona, yang memiliki total 110 tempat tidur rumah sakit untuk tujuan tersebut.

Selain itu, panel spesialis yang dipimpin Li Lanjuan dan ahli epidemiologi terkemuka lainnya, Zhong Nanshan dan Wang Chen, akan memberikan dukungan konsultasi kepada para dokter.

"Mereka akan membantu menilai kondisi pasien dan meninjau rencana perawatan, dan merekomendasikan transfer rumah sakit jika perlu," kata Jiao.

(Tribunnews)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : south china morning post, Tribunnews

Baca Lainnya