Dulu mati-matian dukung hingga Korbankan Banyak hal, Sekarang Partai Ini Kritik Pedas Prabowo, Mantan Lawan Politik Sang Jenderal pun Langsung Angkat Bicara!

Jumat, 24 Januari 2020 | 16:45
Kompas.com

Suar.ID -Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kerap mendapat kritikan lantaran dianggap sering berkunjung ke luar negeri.

Sejak dilantik jadi menhan per Oktober 2019, memang Prabowo tercatat sudah tujuh kali melakukan kunjungan ke luar negeri.

Kunjungan itu antara lain, Malaysia pada 14 November 2019, Thailand pada 17 November 2019, Turki pada 27-29 November 2019, dan China pada 15 Desember 2019.

Kemudian disusul Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019, dan Perancis pada 11-13 Januari 2020.

Baca Juga: Wilayah Kedaulatan Indonesia Dilecehkan oleh berbagai Negara, Menhan Prabowo Subianto Berencana Borong 48 Jet Tempur Gahar Ini!

Terkait kunjungannya ke luar negeri, Prabowo mengaku punya alasan.

Prabowo Subianto menyebut, kunjungannya ke luar negeri itu demi kepentingan negara.

Terutama soal alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo,melansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Tak Mau Buru-buru Langsung Hajar dengan Pasukan Militer, Ternyata Diam-diam Prabowo Sudah Lakukan Ini untuk Hadapi Kapal-kapal China di Natuna, Efektifkah?

Prabowo mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan.

Menurutnya, pemerintah perlu menjajaki peluang agar negara-negara lain mau menjual alutsista mereka kepada Indonesia.

"Kita juga harus meminta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," terang Prabowo.

Baca Juga: China Mengklaim Natuna secara Sepihak, Menhan Prabowo Subianto akan segera Bangun Pangkalan Militer Strategis, Presiden Jokowi: Kedaulatan Itu tidak bisa Ditawar-tawar!

Kritikan PKS terhadap Prabowo Subianto yang sering Kunjungan ke Luar Negeri

Kompas.com
Kompas.com

Presiden PKS, Sohibul Imam dan Prabowo Subianto.

Sebelumnya, PresidenPartai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Imammenyampaikan kritiknya atas kunjungan Prabowo ke luar negeri.

Sohibul Iman menyatakan seorang pejabat harus mau dikritik.

Sohibul juga yakinPrabowo Subiantobukan sosok yang anti dikritik.

Baca Juga: Dikritik Tidak Punya Ketegasan Soal Natuna, Begini Respon Prabowo: Enggak Apa-apa!

"Ketika mereka di luar sering mengkritik, kok sekarang ketika di dalam balik dikritik jadi tipis telinga?," tutur Sohibul Iman yang dikutip dari tayanganKompas TV, Selasa (21/1/2020).

"Seorang pejabat itu adalah untuk satu sisi diikuti kebijakannya jika baik," katanya.

Ia menegaskan, seorang pejabat juga harus mendengarkan jika dikritik bila kebijakannya dianggap tidak baik.

Meski demikian,Sohibul Imammenegaskan jangan ada tuduhan mendowngrade Prabowo.

"Saya yakin Pak Prabowo tidak demikian. Juru bicaranya saja, saya bicara dengan Pak Prabowo tidak ada masalah," terangnya.

Baca Juga: Dianggap Nggak Tegas Kepada China Soal Laut Natuna, Ketua Divisi Alumni 212 Minta Presiden Jokowi Copot Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan

Pembelaan Presiden Jokowi terhadap Menhan Prabowo Subianto

Tribunnews
Tribunnews

Tahu Menteri Pertahanannya dikritik oleh PKS,Presiden Jokowi justru membela mantan rivalnya di Pilpres 2014 dan 2019.

Jokowi mengatakan kunjungan yang dilakukan Prabowo merupakan bagian dari diplomasi pertahanan.

"Jadi kalau ada yang mempertanyakan, pak Menhan pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekedar jalan-jalan," kata Jokowi saat Rapim Kemenhan, Jakarta, Kamis (23/1/2020)mengutip dari Tribunnews.com.

Baca Juga: Ada yang Santai dan Ada juga yang Tegas, Inilah Tanggapan Para Menteri Mengenai Perairan Natuna yang Dimasuki oleh Kapal Cina, Mulai dari Mahfud MD hingga Prabowo Subianto

Jokowi menyebut jika pihak yang mempertanyakan kunjungan Prabowo, berarti ia belum mengetahui urusan diplomasi negara di sektor pertahanan.

Ia menjabarkan dalam pengadaan Alutsista perlu melihat secara langsung.

Dengan demikian, produk yang akan dibeli dapat diketahui kualitasnya.

"Dalam rangka melihat alutsista yang ingin kita beli, bagus atau tidak bagus, bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semuanya dicek. Itu sudah kita diskusikan dengan pak Menhan, tidak sekali dua kali, banyak nih yang tidak tahu," tutur Jokowi.

(Tribunnews Wiki)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com, Youtube Kompas TV, Tribunnews, Tribunnews Wiki

Baca Lainnya