Terobosan Anies Baswedan yang Gunakan Toa untuk Mencegah Banjir Disindir Ketinggalan Zaman oleh Politikus PDIP: Tapi Ya itulah Pak Anies, Saya Cukup ketawa saja lah

Kamis, 16 Januari 2020 | 18:00
Kolase Kompas.com dan Dok. Tribun Kaltim

Suar.ID -KebijakanGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan soal banjir malah menjadi bahan tertawaan politisi PDI Perjuangan atau PDIP.

Sebelumnya, guna mengantisipasi banjir, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk membeli enam set pengeras suara atau toa canggih.

Pengeras suara ini dikatakan canggih lantaran juga dilengkapi dengan fitur unggulan, seperti Automatic Weather Sensor (AWS) dan Automatic Water Level Recorder (AWLR).

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) BPBD M. Ridwan mengatakan, pengeras suara yang dinamakan Disaster Warning System (DWS) ini tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.

Baca Juga: Dinilai tak Becus Pimpin Jakarta, Anies Baswedan Bandingkan Banjir Jakarta 2020 dengan yang terjadi saat Kepemimpinan Era Ahok dan Jokowi: Kok cuma Jakarta yang Banjirnya Disorot?

"Alatnya memang pakai toa, tapi bukan menggunakan toa seperti yang ada di masjid," ucapnya saat dihubungi Tribun Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Alat ini akan digunkan oleh BPBD untuk memperingati warga yang berada di bantaran sungai saat tinggi muka air di pintu air mencapai siaga tiga atau masuk kategori waspada.

"Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga," ujarnya saat dikonfirmasi.

Nantinya, enam set pengeras suara canggih ini akan ditempatkan di lokasi-lokasi rawan banjir yang belum memiliki alat peringatan dini.

Baca Juga: Anies Baswedan sebut Anak-anak Senang Berenang saat Banjir, Menteri Kesehatan Terawan Beri Peringatan Ini!

"Nantinya akan dipasang di Tegal Alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, Kedoya Selatan, dan Cililitan," kata Ridwan.

Adapun enam set pengeras suara ini akan melengkapi alat serupa yang sebelumnya telah dipasang di 14 titik berbeda selama 2019 lalu.

Anggaran Rp 4 miliar yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta ini sendiri telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.

Anggaran Rp 4 miliar ini belum termasuk biaya untuk perawatan selama setahun yang menelan biaya sebanyak Rp 165 juta.

"Pengadaan 6 set anggarannya Rp 4.073.901.441 dan untuk pemeliharaan Rp 165 juta," tuturnya.

Dok. Tribun Kaltim
Dok. Tribun Kaltim

Ilustrasi Toa.

Baca Juga: Bencana Banjir Jakarta telah Memakan Lebih dari 60 Korban Jiwa, Gubernur Jakarta Anies Baswedan Perintahkan Hal Ini Kepada Petugas Kelurahan, Netizen: Miskin Ide!

Politisi PDI-P Beri Tanggapan Menohok

Terobosan Gubernur DKI Jakarta soal banjir malah menjadi bahan tertawaan politisi PDI Perjuangan atau PDIP.

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang meminta pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan pengeras suara atau toa.

Menurut Gembong, peringatan dengan menggunakan Toa sudah ketinggalan zaman dan seharusnya tidak lagi digunakan.

Baca Juga: Banjir Jakarta telah Menelan Lebih dari 60 Korban Jiwa, Sosok yang Dulunya Pernah Menjabat sebagai Wakil Gubernur Menemani Ahok Ini, Beri Tanggapan Menohok: Tanya Anies, Betul-betul Butuh Wakil Atau Mampu Sendiri!?

"Ya dengarnya agak lucu saja kalau pakai Toa di era modern seperti ini."

"Tapi ya itulah Pak Anies. Saya cukup ketawa saja lah kalau di era modern seperti ini peringatan dini menggunakan toa kan rasanya agak unik di Jakarta loh, di kota metropolitan," ucap Gembong sembari tertawa saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (11/1/2020) malam.

Menurut dia, seharusnya alat peringatan datangnya banjir bisa lebih canggih yang mengandalkan teknologi seperti alarm.

Selain itu, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mencari cara peringatan lain.

Kompas.com
Kompas.com

Gembong Warsono.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Normalisasi Sungai kepada Anies Baswedan, Begini Jawaban Gubernur DKI Jakarta Itu: Itu Programnya Pak Menteri

"Kan itu bisa peringatan dini berkolaborasi dengan BMKG sehingga antisipasi kita jauh lebih baik. Kalau antisipasinya, prediksi dininya pake toa, terus gimana? Entar toanya baterainya habis," selorohnya.

Sebelumnya, Anies memerintahkan pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada masyarakat menggunakan pengeras suara dan sirine.

Peringatan dini tersebut diberlakukan setelah Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi prosedur peringatan dini yang selama ini diberlakukan.

"Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (8/1/2020).

"Jadi kelurahan bukan ke RW, RT, tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa toa (pengeras suara) untuk memberitahu semuanya, termasuk sirine," ujarnya.

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Tribun Jakarta, Tribunnews

Baca Lainnya