Bak Dapat Durian Runtuh, Awak Kabin Garuda Adakan Tumpengan Usai Kabar Dirut Garuda Dipecat, Pramugari Senior: Duri yang Tertancap itu Lepas

Rabu, 11 Desember 2019 | 16:45
Kolase Tribunnews Apfia dan Kompas/Heru Sri Kumoro

Bak Sebuah Berkah, Awak Kabin Garuda Adakan Tumpengan Usai Kabar Dirut Garuda Dipecat, Pramugari Senior: Duri yang Tertancap itu Lepas

Suar.ID -Kabar pemecatan Direktur Utama (Dirut) Garuda rupanya disambut suka cita oleh sebagian karyawan Garuda.

Hal tersebut terungkap melalui penuturan salah satu pramugari senior Garuda Indonesia, Yosephine Chrisan Ecclesia.

Yosephine turut berkomentar terkait kepemimpian Ari Askhara sebagai Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia.

Sebelumnya diketahui, Ari Askhara telah dipecat oleh Menteri BUMN, Erick Thohir karena diduga menyelundupkan motor Harley davidson dan sepeda brimpton dalam Maskapai Garuda Indonesia GA 9721 Air Bus A330-900 Neo.

Baca Juga: Borok Dirut Garuda Terus Terbongkar, Kali ini Seorang Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Kasus Pelecehan yang Terjadi di Era Ari Askhara: Baru Terjadi di Kepimpinan AA, Baru Sekarang!

Tanggapan Yosephine disampaikan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (9/12/2019).

Yosephine menuturkan, banyak awak kabin yang merasa lega setelah Ari Askhara dicopot dari jabatannya.

"Pencopotan ini kami awak kabin banyak merasa ya, rasanya duri yang tertanjam di dalam itu lepas akhirnya gitu," jelas Yosephine.

Baca Juga: Tak Turuti Kemauan Selir Dirut Garuda Sama Saja Siap Turun Jabatan, Rupanya Selingkuhan Ari Askhara ini Tak Malu-malu Pamer Foto Sang Dirut Garuda di Belakang Kartu Karyawannya!

Wujud dari kelegaan tersebut, banyak dari teman-teman Yosephine yang melakukan syukuran atas dicopotnya Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia.

"Setelah tahu itu, banyak teman-teman yang melakukan tumpengan, syukuran, ngundang anak yatim," ungkap Yosephine.

Yosephine mengungkapkan banyak kebijakan yang diterapkan oleh Ari Askhara yang menyulitkan awak kabin.

Seperti penerbangan pulang pergi (PP), pramugari harus bekerja selama 18 jam sehari.

Baca Juga: Menteri Penggantinya Akan Lakukan Eskpor Benih Lobster, Susi Pusjiastuti Pun Akhirnya Buka Suara: Astagfirullah, Karunia Tuhan Tidak Boleh Kufur Nikmat!

Kejadian tersebut dialami oleh Hersanti, yang melayani penerbangan Jakarta-Melbourne-Jakarta.

"Yang paling parah durinya itu seperti penerbangan PP itu lo," jelas Yosephine.

Yosephine menyatakan berdasarkan regulasi yang ada minumum awak kabin bekerja itu 14 jam, tapi kenyataannya bisa mencapai 18 jam.

Baca Juga: Sempat Berniat Akhiri Hidupnya Karena Putus Cinta, Artis Cantik Ini Ungkapkan Sering Alami Kejadian Mistis: Punggung Aku Pernah Dirajah

"Tapi kenyataannya kita terbang itu nggak murni 14 jam karena kita kerja dimulai pada saat kita lapor di airport, 1,5 jam sebelum scedule itu kita sudah masuk dalam duty. Nah jadi bisa lebih, belum lagi transit di luar negeri," jelas Yosephine.

Lebih lanjut, Yosephine mengungkapkan adanya kebijakan jaminan uang terbang yang tidak adil antara junior, senior, dan manajer.

Jaminan tersebut harusnya berlaku untuk awak kabin yang tengah sakit atau sedang discord.

Tapi menjadi tidak adil ketika kebijakan itu berlaku untuk manajer yang di struktural.

Baca Juga: Berawal dari Ingin Lihat Bentuk Tubuh Sendiri, Video Syur Janda Seksi ini Malah Jadi Viral Di Media Sosial, padahal Awalnya Cuma Iseng

Bagi manajer yang duduk di struktural mereka bisa berkumpul bersama keluarga saat Sabtu dan Minggu.

Serta ketika hari libur nasional, mereka juga bisa mengambil libur untuk berkumpul bersama keluarga.

Namun, bagi awak kabin yang tidak duduk di struktural mereka tetap harus melayani penerbangan.

Baca Juga: Kabur dari Rumah Sakit, Pasien RSJ ini Malah Jadi Korban Kekerasan Security, Inilah 4 Hak Pasien ODGJ

"Jadi di struktural itu double pembayaran. Tunjangan jabatan dia dapat, tunjangan jaminan jam terbang dia dapat. Padahal belum tentu sebulannya jam terbangnya sampai 60 jam," paparnya.

Terkait kebijakan tersebut sebenarnya resminya belum ada, namun sudah diimplementasikan November lalu.

"Dan semua teman-teman kaget karena dari kita sendiri awak kabin tidak diberitahu berapa nominalnya," ungkapnya.

Yosephine mengungkapkan soal kebijakan tersebut hanya ada beberapa tim yang mensosialisasikan tetapi tidak jelas, hanya dalam bentuk powerpoint.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Baca Juga: Nadim Makarim Hapus Ujian Nasional dan Akan Digantikan dengan Hal ini, Begini Komentar Anggota DPR

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan eks-Pramugari Garuda, Dipecat Sepihak oleh Ari Askhara karena Bawa Rokok 3 Slop

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : tribunnews

Baca Lainnya