Terungkap, Ternyata Ada 3 Sesar Aktif yang Bisa Picu Gempa Bermagnitudo 7.0 di Calon Ibu Kota Baru Indonesia yang Baru Ditentukan Jokowi

Senin, 26 Agustus 2019 | 15:32
Twitter/Joko Widodo

Lokasi untuk ibu kota Indonesia terbaru ternyata berpotensi gempa juga.

Suar.ID -Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru Indonesia, menggantikan Jakarta yang semakin sumpek.

Lokasi calon ibu kota itu diumumkan dalam konferensi pers di Istana Negara, Senin (26/8) siang.

Pengumuman itu juga dilakukan Jokowi melalui akun Twitternya.

Baca Juga: Curiga Suaminya Selingkuh Usai Temukan Lipstik di Mobilnya, Wanita Ini Sangat Terkejut saat Tahu Sang Suami Ingin Jadi Wanita, Begini Akhir Kisah Pasangan Ini

"Pada siang berbahagia ini, saya menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan kajian mendalam, terutama tiga tahun terakhir. Hasilnya, lokasi ibu kota baru paling ideal adalah di Kalimantan Timur, sebagian di Kab. Penajam Paser Utara dan Sebagian di Kab. Kutai Kartanegara."

Demikian tulis Jokowi dalam Twitter-nya.

Ada beberapa alasan yang mendasari pemerintah melakukan pemindahan ibu kota ini.

Di antaranya adalah untuk mengurangi beban Jakarta yang disebut sudah terlalu berat.

"Sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan dan pusat jasa," tutur Jokowi.

Selain itu, ketimpangan perekonomian antara Pulau Jawa dan luar Jawa juga menjadi salah satu alasannya.

"Dan juga bandara udara dan pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia," kata Jokowi.

"Dan 58% PDB ekonomi Indonesia itu ada di Pulau Jawa.

"Dan Pulau Jawa sebagai sumber ketahanan pangan."

Kementerian PUPR
Kementerian PUPR

Desain Ibu Kota Baru Indonesia

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Seorang Pria di Kalimantan Gantung Diri Secara Live Instagram, Polisi Kesulitan Tentukan Motif

Pada Mei 2019 lalu Jokowi pernah mengungkapkan bahwa pemilihan Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota baru lantaran fasilitasnya sudah memadai.

"Saya bicara apa adanya bahwa fasilitas yang ada di Kaltim sangat mendukung, terutama airport (bandara), jalan tol sudah ada, tahun ini tol sudah jadi," kata Jokowi saat itu, kepada Kompas.com.

Selama beberapa tahun terakhir, Pulau Kalimantan memang sudah kerap digadang-gadang sebagai lokasi ibu kota baru Indonesia.

Letaknya yang berada di tengah gugusan pulau Nusantara menjadi salah satu daya tarik tersendiri.

Selain itu, Pulau Kalimantan disebut minim potensi gempa bumi, tak seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan gugusan pulau di Nusa Tenggara.

Namun, beberapa waktu yang lalu BMKG justru mengatakan bahwa di Kalimantan Timur tersimpan 3 sesar sumber gempa bumi.

Bukan hanya itu, BMKG menyebut bahwa sesar ini masih aktif dan menyimpan potensi gempa.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8) kemarin.

"Yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Peternostes."

Baca Juga: Sungguh Tragis, Baru 5 Menit Menikah Pasangan Pengantin Ini Tewas dalam Kecelakaan Mobil, di Depan Mata Seluruh Keluarganya

Menurut pantauan BMKG, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat yang terletak di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur ini masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan.

Kementrian PUPR

Desain Ibu Kota Baru

Dalam peta seismisitas, terlihat bahwa dua zona besar ini memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.

Tak hanya itu, dua zona ini membentuk klater sebaran pusat gempa yang berarah ke barat sampai ke timur.

BMKG mencatat bahwa Sesar Maratua dan Sesar Sangkulirang pernah menorehkan sejarah gempa sebanyak 7 kali.

Yang pertama tercatat pada 14 Mei 1921 yakni gempa dan tsunami Sangkulirang.

Lalu yang terakhir adalah gempa Muaralasan, Berau, yang terjadi pada 24 Februari 2007.

Magnitudo gempa terbesar di Provinsi Kalimantan Tikmur adalah yang terjadi pada saat gemp[a Tanjung Mangkalihat 16 November 1964, yakni 5.7 SR.

Baca Juga: Tidak hanya Jokowi Saja yang Mendapatkan Mobil Dinas Baru, Menteri-Menterinya Juga Dapat lho, Apa sih Perbedaannya?

Sementara itu, Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) juga pernah melakukan kajian pada 2017 yang menunjukkan bahwa Sesar Mangkalihat memiliki potensi magnitudo sebesar 7.0.

"Artinya, gempa yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat di Semenanjung Mangkalihat dan sekitarnya," kata Daryono.

Selain 2 sesar tadi, ada juga Sesar Paternoster yang tergolong sesar tersier, yang melewati wilayah Kabupaten Paser.

Tercatat, Sesar Paternoster pernah menyebabkan gempa Paser pada 26 Oktober 1957 dengan kekuatan 6.1 SR. (*)

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya