Inilah Kisah Herayati, Seorang Anak Tukang Becak yang Berhasil Jadi Dosen Kimia di Usia 22 Tahun

Sabtu, 27 Juli 2019 | 18:30
KOMPAS.com/ ACEP NAZMUDIN

Herayati dan kedua orangtuanya

Suar.ID -Belakangan ini, nama Herayati terus diperbincangkan masyarakat karena keberhasilannya menjadi dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) di usianya yang terbilang muda.

Orang-orang dibuat kagum dengan kisahnya yang menginspirasi.

Tentang bagaimana keterbatasan ekonomi tak menghentikan langkahnya untuk mengejar cita-citanya kuliah di universitas yang diimpikannya.

Dengan keterbatasannya itu, justru membuat Hera, sapaan Herayati, bertekad untuk benar-benar mewujudkan mimpi-mimpinya.

Baca Juga: Kisah Pemulung Cilik yang Terima Beasiswa Kuliah di Australia, Kini Tumbuh Jadi Wanita Cantik dan Berprestasi

Bahkan, tak hanya berhenti dengan kuliah di universitas impiannya saja.

Hera yang merupakan anak seorang tukang becak ini, kemudian juga melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, S2.

Kisah kelulusan dara asal Cilegon ini dari jenjang S2 dan menjadi dosen di ITB-lh yang kini kembali menjadi perbincangan publik.

Lalu, seperti apa kisah perjuangannya hingga bisa menjadi dosen di usia 22 tahun?

Baca Juga: Malang Benar Nasib BPJS, Sudah Tak Sanggup Bayar Tagihan Rumah Sakit Rp7 Triliun, eh Kini Terancam Denda Puluhan Miliar

1. Dikenal sejak tahun 2018 karena lulus dengan IPK 3,77 dari ITB

Herayati mulai dikenal publik luas sejak ia berhasil lulus dari ITB berpredikat cumlaude dengan IPK 3,77.

Saat itu, publik dibuat takjub dengan keberhasilan Herayati meski dia berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Kisahnya diperbincangkan karena begitu menginspirasi.

Baca Juga: Main Seluncuran Berujung Tragis: Rahim Seorang Wanita Robek dan Darah Keluar sampai 3 Liter

2. Lulus S2 hanya dalam waktu 10 bulan.

Ternyata, tak berhenti pada prestasinya di jenjang S1 saja, Herayati pun menorehkan prestasi yang membuat orang kagum saat ia menyelesaikan studi S2, yang juga ditempuhnya di ITB.

Jika umumnya mahasiswa S2 menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun, maka Herayati hanya butuh 2 tahun saja.

Bukan hanya itu, dia juga lulus dengan sangat memuaskan, cumlaude dengan IPK 3,8.

Baca Juga: Tak Hanya Satu Keluarga Artis, Mbak You Juga Ramal Artis Inisial G dan A akan Terjerat Kasus Narkoba

3. Kuliah di ITB karena terinspirasi guru SMP-nya

Ternyata, keinginannya untuk kuliah di ITB dimiliki Herayati sejak duduk di bangku SMP.

Keinginannya itu muncul ketika seorang guru di sekolahnya, yang juga lulusan ITB, menceritakan tentang kisahnya kuliah dengan beasiswa full.

"Saya masuk ITB tahun 2014. Awalnya diceritakan sama guru SMP yang alumnus ITB, dan beliau ternyata dapat beasiswa full. Dari situ Hera pengen kuliah tapi dapat beasiswa full," ungkap Hera.

Sejak saat itulah yang ada di pikiran Herayati untuk di tuju hanya ITB.

Baca Juga: Pemain Keyboard Band Vierra Ini Pernah Terlilit Utang hingga Miliaran Rupiah, Kini Harga Rumahnya Bikin Tercengang!

4. Menggemari pelajaran kimia sejak SMA

Sedangkan keputusannya untuk melanjutkan kuliah di jurusan kimia didasari oleh mata pelajaran favoritnya saat SMA.

Seperti jalan takdir yang menuntunnya, kemudian dia mengetahui bahwa jurusan kimia terbaik di Indonesia adalah di ITB.

"Selain itu, Hera juga suka sama kimia pas SMA. Dan jurusan kimia terbaik di Indonesia memang ada di ITB." imbuhnya.

Baca Juga: Sudah Tak Seperti Dulu! Reino Barack Mengalami Perubahan Sikap ke Syahrini Setelah Menikah 5 Bulan!

5. Orangtua sempat mengkhawatirkan biaya

Menyekolahkan anaknya di universitas ternama mungkin tak pernah terbayangkan oleh orangtua Herayati.

Bayang-bayang biaya tinggi sempat membuat kedua orangtua Herayati khawatir.

Namun, demi anaknya, mereka tak menampakkan kekhawatiran itu di hadapan Herayati.

"Pas Hera bilang mau ke ITB, orangtua sebenarnya khawatir tapi enggak pernah bilang 'jangan;. Jadi mungkin khawatirnya dipendam," kata Herayati.

"Bahkan, orangtua saya bilang, 'masalah biaya urusan belakangan yang penting masuk dulu," sambungnya.

Selain itu, tetangga Herayati juga turut meyakinkan kedua orangtuanya.

"Orangtua dibilang sama tetangga, 'Sudah pak, Hera mah dikuliahin saja'," ceritanya.

Baca Juga: Inilah Deretan Foto Cantik Areeya Jason, Wanita Thailand yang Disebut Pernah Hamil dengan Pablo Benua

6. Pernah gagal masuk ITB

Hera memang lulus dari ITB dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,8. Namun, bukan berarti tanpa kegagalan.

Hera mengaku pernah gagal masuk ITB di seleksi pertama lewat jalur undangan.

Tidak patah semangat, Hera mengikuti seleksi berikutnya lewat tes tertulis dan lolos di Teknik Kimia.

7. Cari uang tambahan

Pada awal tahun kuliahnya, Hera mendapat sejumlah beasiswa, di antaranya dari program bidik misi dan bantuan dari Pemerintah Kota Cilegon.

Namun, beasiswa tersebut terkadang masih kurang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Sementara, mengandalkan kiriman dari orangtuanya juga mustahil. Ayah Hera bekerja sebagai pengayuh becak, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

"Akhirnya saya cari tambahan, mulai dari jadi asisten dosen, hingga ngajar bimbel," kata dia.

Baca Juga: Tak Disangka, Ternyata Begini Sifat Asli Iyan Sambiran di Mata Putra Sulung Nunung

8. Sempat diminta jadi dosen di Untirta

Setelah lulus dari S1 di tahun 2018, Herayati mengaku sempat diminta untuk datang ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), namun Hera yang baru lulus S1 belum memungkinkan untuk jadi dosen.

"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," ungkap Hera.

9. Hera mulai jadi dosen ITB September 2019

Setelah berhasil menyelesaikan studi S2-nya, kini Hera akan menjadi dosen kimia di kampus almamaternya, ITB.

Herayati akan memulainya pada tahun ajaran baru nanti, yaitu September 2019.

Baca Juga: Mengetahui Deddy Corbuzier Mualaf dan Temui Ma'aruf Amin, Inilah Respon Sang Ibu!

10. Bertekad untuk jadi PNS di usia muda

Berhasil menjadi dosen di universitas ternama ternyata tak membuat Hera berpuas diri dan berhenti bermimpi.

Kini, dia punya mimpi baru untuk dikejar, yaitu untuk menjadi PNS di usia muda.

"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," ungkapnya.

Baca Juga: Bukannya Diapresiasi Kades Inovatif Ini Justru Ditangkap Polisi, Diduga Ada Sesuatu yang Tak Wajar di Balik Penangkapannya

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Grid.ID, Kompas.com

Baca Lainnya