7 Kecelakaan Transportasi Terparah di Tahun 2018, Renggut 299 Nyawa dan 166 Orang Tak Diketahui Nasibnya

Sabtu, 22 Desember 2018 | 08:18
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Kendaraan roda dua dan empat terjebak kemacetan saat melintasi bus pariwisata Dian Mitra yang terguling di Tanjakan Emen, Tangkuban Parahu (Tangkuban Perahu), Subang, Jawa Barat, Senin (1/10/2012).

Suar.ID – Tahun 2018, kecelakaan transportasi masih saja terjadi di Indonesia.

Di darat, laut, dan udara, kecelakaan-kecelakaan ini telah membuat ratusan keluarga harus ditinggalkan orang terkasihnya.

Sepanjang tahun 2018, setidaknya ada 7 kecelakaan transportasi yang terparah dan menimbulkan banyak korban jiwa maupun luka.

Berikut, Suar.ID rangkumkan kecelakaan trnasportasi terparah yang terjadi selama tahun 2018.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Sabtu 22 Desember 2018, Gemini Hari yang Penuh Kejutan!

1. Tenggelamnya Kapal Awet Muda (3 Januari 2018)

Awal tahun 2018, kabar duka sudah datang dari kecelakaan Kapal Awet Muda yang berlayar dari i Primer 2, Karang Agung Banyuasin menuju pelabuhan Boombaru Palembang.

Kecelakaan yang terjadi pada 3 Januari 2018 pukul 17.30 WIB, ini bermula ketika bagian haluan kapal tiba-tiba rusak dan patah.

Hal tersebut membuat air mulai masuk ke dalam lambung kapal dan perlahan menenggelamkan kapal.

Terdapat 7 penumpang yang berada di atas kapal sedang 50 pelayar termasuk serang dan kenek berada dalam ruang akomodasi.

Sebanyak 43 penumpang dapat diselamatkan, sementara 2 orang ditemukan meninggal.

Dua hari kemudian, tanggal 05 Januari 2018, ditemukan kembali 10 penumpang yang hilang oleh Tim SAR perairan hulu sungai Banyuasin sekitar 3.5 mil laut dari lokasi kecelakaan sedangkan 1 orang korban lainnya di hilir sungai musi sejauh 6 mil laut.

Jumlah keseluruhan korban yang meninggal adalah 13 orang

Baca Juga : 5 Fakta Gigolo yang Membunuh Sisca Icun Sulastri di Apartemennya

2. Bus Pariwisata Terguling di Subang (10 Februari 2018)

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Kendaraan roda dua dan empat terjebak kemacetan saat melintasi bus pariwisata Dian Mitra yang tergul

Sebulan setelah tenggelamnya Kapal Awt Muda, kecelakaan menimpa sebuah bus pariwisata pada 10 Februari 2018.

Bus ini mengangkut rombongan Rapat Tahunan Anggota Koperasi Permata Warga Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tangerang Selatan.

Bus pariwisata Premium Passion dengan nomor plat F 7959 AA melintas di Jalan Raya Subang pada pukul 16.50 WIB, melewati jalan yang berkelok-kelok dan kecepatan mencapai 76 km/ jam.

Pada pukul 16.54 WIB, bus oleh dan terguling ke samping kiri jalan dan terseret skitar 2 meter, menimpa sebuah sepeda motor.

Bus baru berhenti setelah menabrak tiang warning light dan menabrak tebing.

Kecelakaan terguling ini mengakibatkan korban meninggal 27 orang, luka berat 5 orang dan luka ringan 12 orang.

Baca Juga : Kisah Abdul Holik, Bocah 8 Tahun yang Harus Merangkak untuk Pergi ke Sekolah karena Cacat sejak Kecil

3. Terbaliknya Kapal Arista (13 Juni 2018)

Kecelakaan kapal kembali terjadi di bulan Juni 2018, saat kapal Arista yang bertolak dari Pelabuhan Paotere, Makassar, menuju Pulau Barrang Lompo membawa 73 penumpang termasuk awak kru kehilangan keseimbangan melewati ombak.

Para penumpang sebagian memilih terjun menyelamatkan diri dari kapal yang terbalik.

Tercatat sebanyak 17 penumpang meninggal dunia, 1 orang hilang dan 55 orang penumpang selamat.

Dari 17 orang korban meninggal, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.

4. Tenggelamnya Kapal Sinar Bangun (30 Juni 2018)

(Tribun Medan / HO)

Korban kecelakaan kapal penumpang KM Sinar Bangun yang dievakuasi, Senin (18/6/2018).

KM Sinar bangun tenggela di Danau Toba dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun pada Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.15 WIB.

Deputi Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi di Danau Toba mengakibatkan tingginya kecepatan angin.

Dari jumlah itu, 164 di antaranya dinyatakan hilang tak diketahu nasibnya, 21 selamat dan tiga meninggal dunia.

Baca Juga : Kisah Abdul Holik, Bocah 8 Tahun yang Harus Merangkak untuk Pergi ke Sekolah karena Cacat sejak Kecil

5. Kandasnya Kapal Lesatari Maju (3 Juli 20018)

(Tribun Timur)

Kapal Motor (KM) Lestari Maju dikabarkan tenggelam saat berlayar dari pelabuhan Bira ke pelabuhan Pamatata Selayar, Selasa (3/7/2018)

Selang beberpa hari setelah tenggelamnya KM Sinar Bangun, kecelakaan menimpa Kapal Lestari Maju yang berlayar dari dermaga pelabuhan Bira menuju pelabuhan Pamatata.

Saat itu cuaca hujan disertai angin bahkan gelombang berkisar rata-rata 0.5 – 2.0 meter sesuai prakiraan cuaca dari BMKG Makassar.

BMKG Makassar memperkirakan tinggi gelombang mencapai 3 meter.

Pukul 13.40 WITA, kapal dikandaskan yang jaraknya 300 meter dari tepi Pantai Pabadilang, sebelah Timur Kepulauan Selayar.

Berdasarkan laporan BNPP terdapat 34 orang meninggal dunia, 1 orang hilang dan 155 orang selamat.

6. Bus Masuk Jurang di Sukabumi (8 September 2018)

(Foto-foto TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy dan Afdhalul Ikhsan)

Bus wisata terperosok ke jurang di Jalan Raya Cibadak-Cikidang-Pelabuhanratu, Sukabumi, Sabtu (8/9/2018) pukul 12.30 WIB. Sebanyak 21 orang meninggal dunia, 17 orang dirawat.

Kembali bus pariwisata yang mengangkut rombongan PT Catur Putra Group Bogor mengalami kecelakaan pada Sabtu, 8 September 2018.

Bus bernomor polisi B 7025 SGA tersebut sedianya mengantar rombongan karyawan dari perusahaan PT Catur Putra Group Bogor yang akan menggelar acara gathering di salah satu tempat arum jeram di Cikidang.

Bus bermuatan puluhan orang itu masuk kejurang dengan kedalaman lebih dari 15 meter.

Sebanyak 17 Orang dinyatakan meninggal dunia, 2 orang kritis, dan 12 orang luka-luka.

Baca Juga : Manakah dari 3 Gambar Ini yang Bukan Sebuah Keluarga? Jawabannya Mengungkapkan Tentang Keluargamu

7. Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 (29 Oktober 2018)

(TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Petugas gabungan membawa kantong berisi puing pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang di Posko Evakuasi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/10/2018). Memasuki hari ke-3 pencarian, petugas gabungan terus melakukan pencarian puing pesawat Lion Air JT 610 dan korban.

Tahun 2018, kecelakaan pesawat menimpa Lion Air JT610 dengan registrasi pesawat PK-LQP.

Pesawat ini lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 Pilot dan 5 pramugari.

Pilot sempat melakukan kontak dengan ATC Soekarno-Hatta menyatakan mengalami kendala dan meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.

Tepat pukul 06.33 WIB, AirNAV menyatakan hilang kontak dengan Pesawat Lion Air JT 610.

Pesawat ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat di kedalaman 30-35 meter.

Pada insiden itu seluruh penumpang dan awak kru sebanyak 188 korban jiwa dinyatakan meninggal.

Dari Minggu, (04/11/2018) sampai Rabu, (21/11/2018), total yang sudah teridentifikasi 109 jenazah, dengan rincian laki-laki 79 orang dan wanita 30 orang yang kondisinya dalam keadaan tidak utuh.

Dari 7 kecelakaan tersebut, sebanyak 274 korban selamat, 299 meninggal dunia, 31 luka-luka, dan 166 orang dinyatakan hilang.

Baca Juga : Kisah Abdul Holik, Bocah 8 Tahun yang Harus Merangkak untuk Pergi ke Sekolah karena Cacat sejak Kecil

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : TribunWow

Baca Lainnya