Suar.ID -Akun Facebook berinisal DI resmi dilaporkan ke polisi oleh para guru.
Akun tersebut menulis kalimat yang dinilai menghina profesi guru.
Meski pelaku sudah meminta maaf, para guru tetap melaporkan guna memberi efek jera.
Langkah hukum diambil untuk memberi efek jera.
Baca Juga: Viral Guru Honorer Nikahi Murid SMA, Wanita Ini Sebut Suaminya Mirip Artis Stefan William
Wahyudin, perwakilan guru menyebut, sejak sore hingga malam hari, para guru melaporkan kasus penghinaan itu ke Polres Garut.
Meski DI telah meminta maaf, para guru tetap bersikukuh untuk melaporkan ke polisi.
Hal itu sebagai efek jera agar tidak ada kasus serupa di kemudian hari.
"Kami laporkan soal penghinaan dari status Facebook DI, biar tidak ada kasus yang sama dan pelajaran bagi yang lain," katanya, melansir dari Tribun Jabar.
DI sempat datang ke Gedung PGRI Garut untuk menyampaikan permintaan maaf.
DI yang mengenakan jaket merah, datang dikawal polisi sekitar pukul 15.00 WIB.
Selama 30 menit, DI menyampaikan permohonan maaf di aula PGRI Garut lantai dua.
Sejumlah guru sempat menghampiri DI saat ia berbicara.
"Saya akui kesalahan saya, secara khusus kepada guru di Garut, umumnya Indonesia saya minta maaf atas kekhilafan saya," kata DI.
Ia menyebut, unggahan itu dibuat karena kesal sekolah tak kunjung dibuka.
Padahal ia sudah meminjam uang Rp 1 juta ke bank keliling untuk membeli peralatan sekolah tiga anaknya.
"Anak paling besar SMA, yang dua masih SD."
"Anak yang di SD nangis ingin seragam baru buat sekolah, setelah dibeliin sekolahnya enggak dibuka," ucapnya.
Padahal ia sudah lima bulan tak bekerja sebagai sopir pariwisata sehingga terpaksa meminjam uang.
DI tak menyangka unggahannya itu malah membawa dirinya berurusan dengan polisi.
Plh Kasubag Humas Polres Garut, Ipda Muslih Hidayat, menyebut para guru telah resmi melaporkan kasus penghinaan tersebut. Polisi juga telah memeriksa DI.
"Kemarin sudah buat laporan dari perwakilan guru, Satreskrim masih mempelajari laporannya," katanya.
Sebelumnya, sebuah unggahan dari akun facebook DI memantik emosi para guru di Kabupaten Garut.
Unggahan itu disebut menghina profesi guru.
Dalam unggahannya, akun tersebut menyatakan jika guru menerima gaji buta selama pandemi Covid-19.
DI juga menyebut seharusnya guru tak diberi gaji karena sekolah diliburkan selama pandemi Covid-19.
"Nagara ngagajih buta ieu mah hayoh we sakola di liburkeun, kudunamah guru nage ulah di gajih meh karasaeun sarua kalaparan (negara kasih gaji buta, terus saja sekolah diliburkan, harusnya guru juga jangan di gaji supaya ikut merasakan kelaparan)," tulis DI dalam unggahannya.
Akun DI kini sudah tak bisa ditemukan, namun tangkapan layar status DI sudah menyebar di kalangan guru sejak pekan lalu.
Asep Sopian, guru SMP di Garut mengaku tak terima dengan unggahan DI.
Ia menyebut jika unggahan DI itu tak berdasar.
"Padahal kami ini masih memberi pelajaran secara daring ke anak-anak."
"Kata siapa gaji buta? Dia tidak merasakan sulitnya bikin materi daring!" kata Asep saat ditemui Tribun Jabar di Gedung PGRI Garut, Jalan Pasundan, Selasa (28/7/2020).
Para guru, lanjutnya, semakin sakit hati dengan komentar DI di kolom komentar.
Bahkan ada komentar DI yang menyebut lebih baik menjadi penjahat ketimbang sekolah.
Pemilik akun Facebook berinisial DI yang disebut menghina profesi guru sudah menemui perwakilan PGRI Kabupaten Garut.
Bahkan secara khusus kakak DI juga sudah meminta maaf.
Ketua PGRI Garut, Mahdar Suhendar mengatakan, para guru merasa terhina dengan unggahan DI itu.
Awalnya PGRI akan memediasi DI dengan perwakilan guru.
Namun banyaknya massa dari pihak guru, membuat mediasi di Gedung PGRI Garut itu tak bisa dilaksanakan.
"Guru juga tetap manusia, kami juga harus jaga keamanan dia (DI)."
"Dia sudah minta maaf, tapi tetap para guru mau diproses hukum," ujar Mahdar, Selasa (28/7/2020).
Pada Sabtu (25/7/2020), kakak dari DI telah datang dan meminta maaf atas unggahan adiknya itu.
Apalagi kakak dari DI juga seorang guru honorer.
"Kakaknya juga tidak terima dengan unggahan adiknya, soalnya dia juga sama guru," katanya.
Para guru yang berkumpul di Gedung PGRI Garut emosi saat melihat pemilik akun Facebook DI datang.
Sejumlah guru langsung berlarian ingin menghardik DI.
Baca Juga: Dimarahi dan Dipermalukan oleh Gurunya, Siswa SMA Ini Nekat Mengakhiri Nyawanya Sendiri di Hari yang SamaSejumlah polisi pun mengawal kedatangan DI.
Ia langsung dibawa ke ruang pertemuan di lantai dua Gedung PGRI Garut.
Di dalam ruangan, sejumlah perwakilan guru dan Kepala Dinas Pendidikan Garut, Totong sudah menanti kehadiran DI.
(Tribun Jabar)