Dan pada September di tahun itu, Kim menggelar uji coba atom bawah tanah keenamnya.
Sebagia tanggapan, Menteri Pertahanan AS James Mattis memperingatkan tentang potensi terjadinya “balasan militer secara besar-besaran”.
Lalu pada awal 2018, Trump dan Kim bertemu di Singapura.
Baca Juga : Vladimir Putin dan Donald Trump Terlihat Sangat 'Akrab' di Peringatan Perang Dunia I
Sebagai pendahuluan dalam KTT itu, Kim membebaskan sandera AS—dengan harapan AS menghentikan latihan militer di Korea Selatan.
Kembali ke Washington, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa masalah nuklir Korea Utara sudah diatasi.
Seraya membandingkan dirinya dengan Barack Obama, dia mengklaim telah berhasil memecahkan masalah tersebut.
Sementara itu, Korea Utara telah menghentikan uji coba rudal jarak jauh dan pengujian atom bawah tanahnya.
Tapi bukan karena Donald Trump, begitu kata para pakar.
“Pada awal tahun, Kim memberikan pidato di mana dia dengan tegas mengatakan bahwa Korea Utara telah menyelesaikan fase penilitian dan pengembangan, dan sekarang akan beralih ke apa yang dia sebut sebagai ‘produksi massal’,” kata Jeffrey Lewis, kepada The Daily Beast.
Baca Juga : Fotografer Ini Abadikan 'Pesawat Hantu' di Tempat Terpencil dengan Kisah Bahagia di Baliknya
Lewis sendiri merupakan pakar nuklir di Middlebury Institute of International Studies di Monterey.