Follow Us

Mantan Pesepakbola Claudio Martinez Diduga Memakai Ganja: WHO Legalkan Ganja tapi Ada Syaratnya

Intisari Online - Jumat, 09 November 2018 | 16:56
3 fakta tentang Claudio Martinez yang tertangkap karena kasus narkoba
Instagram/claudiomartinez

3 fakta tentang Claudio Martinez yang tertangkap karena kasus narkoba

Intisari-Online.com - Pesinetron dan mantan pesepakbola Claudio Martinez ditangkap pihak kepolisian karena kasus penyalahgunaan narkoba pada Rabu (7/11) dini hari.

Claudio yang pernah bermain untuk Persigo Gorontalo ditangkap di rumahnya di Pondok Kukusan Permai, Depok, Jawa Barat.

Selain Persigo Gorontalo, pesepakbola yang berposisi kiper itu juga pernah membela PPSM Sakti Magelang.

Saat ditangkap, pihak kepolisian berhasil menyita paket plastik berisi ganja dengan berat 7,96 gram, kertas papir, dan sebuah handphone.

Kabarnya, paket ganja itu didapat dari pemasok jaringan asal Depok seminggu sebelumnya.

“Saat ini masih dalam pemeriksaan," kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz dalam keterangan tertulis, Kamis (8/11) malam, seperti dilansir dari kompas.com.

Baca Juga : Claudio Martinez Tertangkap Karena Kasus Narkoba, Ini 3 Fakta tentang 'Pelatih Si Madun' Ini

Claudio, terancam hukuman empat tahun penjara jika benar-benar terbukti menggunakan ganja.

Dia akan dikenai pasal 114 ayat (1) sub-pasal 111 ayat (1) UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Terlepas dari segala kontroversinya terkait legalisasi ganja di beberapa negara, Badan Kesehatan Dunia WHO ternyata sudah melegalkan ganja. Tapi…

Setelah menjadi perdebatan panjang mengenai cannabidiol (CBD) dalam dunia medis selama ini, akhirnya WHO telah membuat keputusan bahwa CBD boleh dipergunakan sebagai obat dan hukumnya legal.

Cannabidiol sendiri adalah obat yang dibuat dari ekstrak ganja atau mariyuana yang digunakan sebagai obat-obatan untuk beberapa penyakit.

Legalisasi ganja telah menyebar ke berbagai negara, misalnya, Amerika Serikat, Amsterdam, dan mulai banyak negara yang mempertimbangkan hal ini.

Ilustrasi ganja.
Kompas.com

Ilustrasi ganja.

Sebelumnya, para peneliti di WHO berdebat selama berbulan-bulan untuk memastikan khasiat dan efek samping yang mungkin ditimbulkan dari pemakaian ganja medis ini.

Laporan yang diterbitkan padaa tanggal 13 Desember 2017 ini kemudian menyatkan beberapa khasiat ganja medis untuk dunia pengobatan.

Contohnya, CBD akan berguna dalam pengobatan kanker, epilepsi, alzheimer, parkinso, dan beberapa jenis penyakit lainnya.

Baca Juga : Cuma Dibekali Rp100 Ribu, Anak Miliarder Ini Disuruh Ayahnya Jadi Orang Miskin

WHO juga menegaskan bahwa penggunaan CBD sesuai dengan petunjuk dokter tidak akan menimbulkan ketergantungan dan tidak membawa risiko pada pasien.

Meski begitu, tetap saja WHO meminta pada seluruh dokter untuk membatasi penggunaan CBD dan bukan menggunakannya sebagai obat-obatan utama yang bisa diresepkan ke semua orang.

Sementara itu, WHO masih akan terus melakukan penelitian lanjutan untuk meneliti secara keseluruhan zat yang tedapat dalam ganja dan rencananya akan dilakukan tahun 2018 nanti.

Dalam laporan yang sama, WHO juga memberi instruksi untuk membatasi obat jenis fentanyl, yang biasa digunakan di Amerika karena obat tersebut menyebabkan kematian beberapa penggunanya yang mengalami kecanduan.

Juru bicara WHO mengatakan, "ada peningkatan minat dari negara-negara anggota dalam penggunaan ganja untuk indikasi medis termasuk untuk perawatan pengobatan"

Bukti terbaru dari uji coba pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa penggunaan CBS memiliki beberapa nilai terapi untuk kejang karena epilepsi dan kondisi terkait.

Di beberapa negara, ganja sudah dilegalkan.
Cnn Kanada

Di beberapa negara, ganja sudah dilegalkan.

Ganja medis dalam CBD ini dalam dosis yang sangat tepat dan tidak menginduksi sehingga pengguna tidak akan mengalami overdosis dan kecanduan seperti layaknya narkotika.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, Raul Elizade, seorang ayah dengan anak yang memiliki gangguan epilepsi parah di Meksiko, menyatakan ia merasa senang dengan keputusan WHO ini.

Baca Juga : Menjelang Mati Kucing Selalu Menyembunyikan Diri, Ini Alasannya

Sebelumnya, Elizade telah mengusulkan pada pemerintah Meksiko untuk melegalkan penggunaan ganja sebagai pengobatan agar putrinya bisa mengakses CBD.

Grace, putri sulungnya menderita gangguan epilepsi selama bertahun-tahun dan itu menyebabkan dia mengalami kejang ratusan kali dalam sehari.

Setelah semua pengobatan medis dan upaya alternatifnya tidak membuahkan hasil, Raul Elizade kemudian mencoba menggunakan CBD untuk anaknya.

Hasilnya, Grace sangat tertolong dan hanya mengalami beberapa kali kejang, kesehatannya berubah menjadi jauh lebih baik.

Elizade tidak pernah menyangka harus berdekatan dengan ganja setiap hari, namun, menurut dia, CBD sangat membantu hidup anaknya.

Elizade sebagai orang yang telah menggunakan CBD juga setuju terhadap keputusan WHO untuk membatasi peredaran ganja medis meski sekarang sifatnya legal.

Dia juga menambahkan, bahwa sekarang anaknya mengonsumsi ganja medis seperti suplemen kesehatan yang hanya digunakan saat keadaannya mendesak.

Sementara ini, masih banyak negara di duni yang melarang keras peredaran zat ganja dalam bentuk apapun dan untuk alasan apapun. (Aulia Dian Permata)

Baca Juga : Begini Gaya Hidup Armand Hartono, Anak Orang Terkaya di Indonesia yang Jauh dari Kemewahan

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya

Latest