“Kemungkinan kemampuan untuk seolah-olah tenang itu karena pelaku memang sudah merencanakan aksinya dengan matang, termasuk soal-soal detail seperti saat melakukan exit dari TKP.”
Selain itu, menurut Adrianus, senyuman terduga pelaku ini adalah bentuk manipulasi dari rasa tegangnya.
Masih kata Adrianus, hal ini terlihat bagaimana terduga pelaku pembunuhan ini memainkan tangannya.
“Bisa dilihat bahwa yang bersangkutan memegang pegangan troli atau memain-mainkan tangan.
"Itu indikasi tegang,” kata Adrianus.
“Namun demikian, terlepas dari bahwa yang bersangkutan juga merasa tegang, urat beraninya patut dipuji.
"Dengan dirinya berani membawa troli ke dalam lift, maka ia masuk dalam bawah sadar orang perihal anomali pikiran orang yang tidak mungkin berpikir sejauh itu.”
Lalu, apakah ekspresi terduga pelaku yang tersenyum ini bisa dikatakan psikopat?
Adrianus menilai kalau sebenarnya tak mudah melabelkan seorang pelaku pembunuhan ini dengan sebutan psikopat.
“Tidak gampang menyebut seseorang psikopat dan psikopat tidak harus berkorelasi dengan kemampuan membunuh.
"Kalau terlibat kejahatan pada umumnya sih iya,” ujarnya.