Yusuf hanya ingat ada kejadian menarik.
Lantaran, salah satu dari temen Yusuf harus menyumpal hidung dengan bubuk kopi.
Bahkan, ada juga temannya yang kesurupan.
Kawan Yusuf yang bernama Pane terus menangis setelah menemukan potongan tubuh mayat.
Dalam buku biografi Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando (2009) dikisahkan, saat RPKAD bersama warga melakukan penggalian, ditemukan timbunan dedaunan segar, batang pohon pisang dan pohon lainnya.
Mereka semakin yakin, lubang itu adalah lubang jenazah para jenderal ditimbun.
Pasalnya, mereka menemukan potongan kain yang biasa digunakan sebagai tanda oleh pasukan Batalion Infanteri 454/Banteng Raider dari Jawa Tengah dan Batalion Infanteri 530/Raiders dari Jawa Timur.
Namun ketika kedalaman sudah 8 meter, tercium bau busuk.
Malam tanggal 3 Oktober 1965 semakin larut.
Namun seketika, seorang personel RPKAD berteriak.
Lantaran, ia menemukan kaki yang tersembul ke atas dari dalam timbunan.
Sintong Panjaitan meminta penggalian terus dilakukan.