"Terus, bertugas di pengawal Istana tahun 1964,"
"Waktu Soekarno pidato di Konferensi Asia Afrika, saya yang mengawal presiden ke Aljazair,” kata Ishak saat berbincang di rumahnya, melansir dari Kompas.com.
Dirinya mengaku, keterlibatannya dalam tragedi G30S adalah hal yang tidak pernah ia duga.
Ia merasa terjebak dalam pusaran politik yang memutar nasibnya, dari seorang patriot terhormat menjadi pesakitan pengkhianat negara.
Dalam ingatannya, terekam momen-momen saat Letkol Untung, pimpinan Ishak di Batalion Cakrabirawa memberi perintah untuk ikut bersamanya.
Padahal, seharusnya Ishak ada jadwal mengawal presiden ke Senayan.
“Sore itu, sekitar jam 18.00 WIB, saya ada tugas untuk mengawal Soekarno ke Mabes Teknisi di Senayan,"
"Tahu-tahu, Pak Untung datang minta saya ikut dia,” katanya.
Ishak sempat bertanya kepada Untung.
Pasalnya perintah untuk mendampingi, bertepatan dengan tugas mengawal presiden.
Hanya saja, ia tidak bisa membantah perintah.