Suar.ID - Salah satu pemberontakan tebesar dan tersadis setelah Indonesia Merdeka adalah Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia atau yang dikenal dengan sebutan G30S PKI.
Selain merupakan peristiwa pelanggaran HAM terbesar di Indonesia, Gerakan 30 September ini juga menjadi awal berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno pada 1967.
Presiden Soekarno tak lagi menjadi Presiden seiring dengan ditandatanganinya Supersemar pada 11 Maret 1966 sebagai langkah mengatasi konflik dalam negeri yang dipicu oleh G30S PKI.
Pengaruh G30S PKI Terhadap Indonesia
Selain membawa luka dan rasa trauma mendalam terhadap pemerintah, peristiwa G30S PKI ini juga membawa dampak tersendiri pada bangsa Indonesia, khususnya kepada kalangan pemerintah dan militer.
1. Kepercayaan Masyarakat Pada Presiden Soekarno Berkurang
Wibawa dan pesona Bung Karno di mata warga Indonesia berkurang sejak terjadinya peristiwa pembantaian Jendral TNI AD ini.
Soekarno yang awalnya lengket dengan PKI ini dituntut massa khususnya golongan mahasiswa dan tentara untuk bertindak tegas dalam menghadapi kasus pemberontakan partai Komunis.
Masyarakat menilai Soekarno plin-plan dan tidak tegas dalam bertindak, mereka kecewa akan sikap soekarno dan merasa bahwa era pemerintahan Soekarno harus diakhiri.
2. Ditandatanganinya Supersemar
Puncak penentangan terhadap Rezim Soekarno terjadi pada saat pelantikan kabinet Dwikora pada tahun 1966.