Keesokan paginya, seusai mengikuti gladi resik peringatan HUT ABRI di Parkir Timur Senayan, Bambang tidak menemukan Soekarno setibanya di Istana Merdeka.
Belakangan, ia mendengar dari Kolonel Sumirat dan AKBP Mangil Martowidjojo (sesama pengawal Presiden) mengenai keberadaan Bung Karno.
"(30 September) BK menginap di rumah Ibu Dewi (Ratna Sari Dewi), Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto."
"Kurang lebih pukul 06.00 BK dengan diantar Pak Mangil dan anggota Kawal Pribadi meninggalkan rumah Ibu Dewi menuju Istana Merdeka," tulis Bambang.
Dalam perjalanan menuju Istana Merdeka, Soekarno berpindah haluan ke rumah istri keduanya, Haryati, yang berada di Slipi.
Bung Karno berpindahhaluan karena mendapat kabar bahwa Istana Merdeka telah dikepung pasukan tak dikenal.
Menurut Bambang, pada pagi hari 1 Oktober 1965, Istana Merdeka dikelilingi pasukan bersenjata lengkap dengan kain berwarna kuning melingkar di leher.
Dari Slipi, Bung Karno kemudian mendapatkan saran agar mengungsi ke Halim Perdanakusuma.
Bambang sendiri mengaku tidak tahu saran kepada Soekarno itu berasal dari siapa.
"Saya tidak tahu benar siapa yang menyarankan itu dan bagaimana proses sebelum saran itu disampaikan," tulis Bambang.
Seelah sampai di Halim Perdanakusuma, Bung Karno diterima Panglima Angkatan Udara Omar Dhani, dan ditempatkan di rumah seorang perwira tinggi.
Baca Juga: Menewaskan 6 Jenderal dan 1 Perwira, Inilah Kronologi Peristiwa Gerakan 30 September (G30S)