Sehingga, mereka memiliki asosiasi dengan PKI.
Walaupun, jarang terbagi jelas selang kelompok-kelompok ini.
Kampanye awal difokuskan pada reformasi sistem hukum Indonesia bagi wanita dan pria yang sama di mata hukum.
Mereka juga banyak menekan undang-undang perkawinan.
Terutama, undang-undang yang memberikan prioritas kepada budaya setempat yang membatasi kemampuan perempuan sebagai pewaris harta atau menolak pernikahan poligami secara paksa.
Pada skala lokal, Gerwani juga memberikan dukungan individu bagi perempuan yang telah menjadi korban KDRT atau disakiti oleh suami mereka.
Banyak dari keanggotaan awal Gerwani diambil dari kelas menengah.
Sehingga, keanggotaan Gerwani menjangkau kelas buruh dan kaum tani.
Pada awal 1960-an, Gerwani telah mendapatkan peran dalam politik nasional.
Hubungan dengan PKI pun menjadi semakin akrab.
Namun, aspek-aspek feminis dalam aktivisme telah menjadi kurang.
Organisasi ini juga menjadi pendukung kuat Presiden Sukarno yang mereka hormati.