Boerhanuddin mengatakan ada indikasi pembunuhan Brigadir J sudah direncanakan sejak mengawal Putri Candrawathi dari Magelang, Jawa Tengah.
Sebab Putri Chandrawathi sempat menangis saat menelpon Bharada E.
"Mungkin ada skema perencanaan dari perjalanan itu," ucap Boerhanuddin dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club melansir Tribunnews.
Diduga pula ajudan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR menjadi latar belakang insiden penembakan Brigadir J.
Lebih lanjut Boerhanuddin menjelaskan, saat rombongan Putri Candrawathi tiba di Jakarta, Irjen Ferdy Sambo langsung memerintahkan Bripka RR untuk mencari senjata api milik Brigadir J.
Ditekankan bahwa Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka RR dan Bharada E sudah berada di rumah dinas Kadiv Propam sebelum Brigadir J datang.
"Kemudian pada saat di TKP, mereka berempat sudah ada di dalam, Ricky disuruh panggil Brigadir J,"
"Masuk di TKP, disuruh jongkok Yosuanya,"
"Informasi Bharada E si bosnya (menyuruh jongkok-red) di sana"
"FS ini yang suruh cari si almarhum, begitu Ricky minta masuk ke dalam, mereka sudah ada di dalam ini. Sudah jadi tersangka semua yang di TKP," beber Boerhanuddin.
Kronologi detik detik penembakan Brigadir J oleh Ferdy Sambo diungkap Bharada E
Sementara itu, Putri Candrawathi dikatakan tidak melihat kejadian lantaran berada di kamarnya.