Apalagi untuk menyarangkan 7 peluru di tubuh Brigadir J.
"Menurut berita katanya (Bharada E-red) membela diri karena dia diancam dari bawah," tutur Susno Duadji.
Ia juga menambahkan kalau seharusnya Bharada E yang disebut sebagai penembak jitu tak perlu menyasar ke organ vital dan hanya berikan tembakan peringatan.
"Mestinya enggak perlu mati, apalagi penembak tepat.
"Satu tembakan saja pilih saja, sedikit kaget saja cukup." ujar Susno Duadji.
Selanjutnya, Susno Duadji pun singgung soal peluru Bharada E yang disbeut bersarang 5 buah di tubuh Brigadir J.
Menurutnya, satu tembakan di dada saja sudah sebabkan korban jatuh.
Sehingga, ditengarai tembakan lain yang berada ditubuh Brigadir J dilontarkan kala posisinya sudah tergeletak.
"Seperti dikatakan bahwa tembakannya lima, pakai senjata otomatis, ada di dada kena," sebut Susno Duadji.
"Begitu kena dada kan geletak, kalau geletak kemudian ada lagi yang luka.
"Kalau ada luka tembak lagi, berarti tembaknya bukan saat dia berdiri, saat dia sudah terjatuh."