Sebelumnya dikabarkan, Eril meninggal saat berenang di sungai Aare, Swiss, saat cuaca di sana sedang mengalami peralihan ke musim semi.
Ternyata, air di sungai Aare, Bern, Swiss itu juga masih masuk ke dalam kategori yang dingin.
Apalagi Ridwan Kamil sendiri pernah menjelaskan, air sungai Aare banyak berasal dari lelehan salju yang tentu saja sangat dingin.
Hal ini berbeda dengan asal air sungai di Indonesia yang bersumber dari mata air.
Pencarian Emmeril Kahn Mumtadz di sepanjang sungai Aare, kota Bern, Swiss
Saat itu, suhu air sunga Aare masih terbilang dingin, yaitu 16 derajat celsius dengan arus cukup kuat.
Secara sains, hal itulah yang kemungkinan besar membuat jasad Eril masih tetap utuh.
Meskipun sudah berada dalam air selama 14 hari.
Melansir dariScienceFocus, keawetan jenazah yang tenggelam dalam air tergantung pada suhu air.
Dalam air dingin, aktifitas bakteri yang menyebabkan tubuh menjadi kembung dengan gas, mungkin sangat lambat.
Karena jenazah kembung dengan lambat, maka tubuh jenazah akan lebih lama berada di dasar.
Air dingin juga mendorong pembentukan zat lilin dan sabun yang terbentuk dari lemak dalam tubuh, yang sebagian melindungi tubuh dari pembusukan.