Selain itu, pemerintah menilai Borobudur perlu perhatian khusus karena sebagai situs sejarah, Candi Borobudur memiliki berbagai kerentanan dan juga ancaman.
Berdasarkan kajian dari berbagai ahli yang memberikan masukan kepada Pemerintah, kondisi situs bersejarah itu saat ini mulai mengalami pelapukan.
Selain itu, perubahan iklim, erupsi gunung berapi, gempa bumi, juga menjadi tantangan tersendiri.
Belum lagi soal aksi vandalisme dan juga sampah yang dibuang sembarangan.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestariannya adalah dengan pembatasan jumlah pengunjung yang menaiki struktur candi.
Berdasarkan kajian phsyical carrying capacity Candi Borobudur, seperti disampaikan melalui Instagram Konservasi Borobudur, jumlah pengunjung yang dapat naik ke strukut candi maksimal adalah 1.259 orang per hari.
Lebih lanjut, berdasarkan kajian yang dilakukan Tim Balai Konservasi Borobudur, tekanan alas kaki pengunjung mengakibatkan keausan tangga dan lantai candi Borobudur hingga 0,175cm per tahun.
Oleh karenanya, pengunjung yang naik ke struktur candi nantinya akan digunakan alas kaki khusus (Upanat).
Sandal ini akan diproduksi oleh warga dan UMKM di sekitar Candi Borobudur yang sekaligus untuk pemberdayaan masyarakat lokal.
Pembatasan pengunjung ini juga dimaksudkan agar distribusi pengunjung merata hingga ke wisata alam dan budaya di sekitaran kawasan Borobudur.
Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan wisata.
Kedepannya, tour guide Candi Borobudur ini juga akan menggunakan dari warga lokal sekitar kawasan Candi.